Seorang
pemimpin besar dan berpengaruh di dunia telah lahir di India. Dia memperjuangkan
kemerdekaan negaranya dari tangan penjajah. Sepak terjang sosoknya tidak
diragukan lagi, termasuk orasinya. Bagai berapi api dan penuh semangat
menggelora. Dialah Mahatma Gandi. Dia dikenal sebagai orang bijak oleh banyak
orang. Bicaranya dicacat, dan semuanya penting. Orang orang sangat
memperhatikan seluruh bicanya, sehingga Gandi bisa memperngaruhi mereka untuk
menyatukan kekuatan melawan penindasan dan penjajahan atas Negaranya yang
tercinta.
Tapi tahukah
anda di balik banyak kelebihan Mahatma Gandi di atas, ternyata dia punya
kondisi kemalangan yang nyata, yang membuat dirinya resah, kurang pede, kurang
semangat, minder, dan kecewa. Hanya saja Gandi tidak mempersoalkan kemalangan
itu. Dia tetap tersenyum di tengah kemalangan yang mendera, tidak pernah
menyalahkan langit, bahwa mengapa dia ditakdirkan begitu, sedang teman teman
masa kecilnya tidak, mengapa teman teman masa dewasanya tidak.
Apa kemalangan
dia ?
Dia seorang
yang sulit berbicara. Bukan tidak bisa berbicara, tapi gagap berbicara. Artinya
dia seorang pendiam, sangat pendiam di banding orang lain. Dari kecil, dia
sudah sedikit bicara karena gagap. Kalau dia berbicara, dia sering plegak
pleguk. Tidak jarang dihina oleh teman temannya. Bahwa mereka mengiba,” kasihan
banget dia, ditakdirkan seperti itu. Jadi apa dia kalau dewasa. Waduh, aku gak
bisa bayangin deh.”
Tapi apa
yang terjadi seiring waktu berjalan. Orang orang menganggapnya sebagai orang
bijak. Seiring sedikit bicaranya, semua bicaranya didengar, dihayati, dianggap
penting, diperhatikan sedemikian dahsyat. Sehingga kata demi kata yang
diucapkan olehnya menjadi pemicu semangat rakyat pribumi untuk melawan
penjajah. Seiring sedikit bicara, seiring gagap dalam bicara, dia menjadi sosok
indah di mata orang orang yang melihatnya. Karena sosok itu merupakan orang
bijak yang semua kata yang keluar dari mulutnya menjadi penting untuk diambil.
Antony robins,
seorang kaya raya dan termasuk yang terkaya di dunia saat ini. Saat muda, dia
menjadi office boy di New York. Lebih tepatnya, dia jadi tukang pembersih
kantor kantor, entah itu menyapu, mengepel, atau mengelap. Pada saat itu krisis
datang, kantor pun harus memecat karyawan untuk mengurangi beban pengeluaran. Maka
dipilihlah kerjaan yang tidak terlalu berpengaruh terhadap kantor, yaitu office
boy. Kalau sekretaris atau akuntan, mereka harus pikir panjang untuk
memecatnya. Karena mudah cari sekretaris maupun akuntan cerdas, tapi sulit cari
yang jujur. Kalau salah pilih, omzet mereka semakin bangkrut seiring dikorupsi terus
menerus oleh karyawan berpengaruh itu.
Beda lagi
dengan office boy, kerjaan itu bisa dilakukan oleh semua orang. Karena hanya
sebatas menyapu, mengepel, dan membersihkan kantor. Apalagi terlalu banyak
office, kurangi sedikit tidak masalah menurut mereka, karena tidak berpengaruh
signifikan pada kemajuan kantor.
Pada waktunya,
kantor memecat Antony Robins dan beberapa orang teman sekerja. Teman teman yang
beruntung dari pemecatan pun mengelus dada, dan bisa bernapas dengan tenang.
Sedang
mereka pun menaruh iba pada Antony Robins,
“ Kasihan si
robins itu, malang banget nasibnya, gak kayak kita ya. Makan apa dia nanti. Rumah
masih ngontrak, makan susah, orang tuanya kere, begitu pula saudara saudaranya.”
Apakah Antony
Robins menganggapnya sebagai kemalangan ?
Benar sekali,
memang kemalangan. Tapi kemalangan adalah keberuntungan nyata. Sekarang dia pun
mengakuinya secara terang terang di hadapan banyak. Dia tidak malu dirinya
karyawan tingkat teri dulu. Bahkan dia tidak malu dirinya dipecat dengan seenak
oleh atasannya, hanya untuk mengurangi pengeluaran kantor.
Mengutip ucapannya,
“ Jika dulu
aku masih eksis jadi office boy, maka hanya mimpi aku bisa berkeliling dunia
seperti saat ini, membeli pulau, menolong korban bencana dan orang orang kurang
beruntung lainnya. Aku berterima kasih pada atasanku dulu yang memecatku. Karena
dia, aku tidak usah tinggal di rumah kecil dan kotor juga sempit. Karena sekarang
aku bisa sepuasnya naik dan naik ke istana yang mana milikku sendiri, bukan
orang lain yang harus kubayar beban setiap bulannya seperti dulu. Kini aku bisa
menginjak bumi hakku sendiri, yang dulu harus dibebani beaya akibat milik
orang. Bukan hanya satu bumi Amerika, tapi bumi lainnya sekarang menjadi hak
untukku untuk bersuka ria bersama keluarga. Tanpa dia, aku tidak bisa seperti
ini. Kemalangan diriku saat itu merupakan keberuntungan nyata yang kutangkap
sehingga aku bersyukur atas dianugerahkan padaku.”
Salah satu
nasib malang yang diakui oleh sebagian orang ialah fisik. Orang mengeluh pada
Tuhan bahkan pada kedua orang tua, mengapa dia ditakdirkan buruk rupa sedang
saudara sedarahnya tidak. Menurut dia sangat beresiko jadi orang dengan fisik
tidak menawan. Karena hal itu berpotensi dicaci banyak orang, dihina banyak
orang, dibuat bahan olok olok banyak orang.
Yang jadi
pertanyaan, apa alasan dia mengaku nasib malang ?
Oh, mungkin
dia ingin jadi artis. Karena artis kebanyakan punya tampang indah. Menurut saya
tidak juga, make up saja wajah Anda setebal mungkin, itu termasuk kategori
indah. Oh, mungkin dia ingin punya mudah cari sesuatu. Tidak juga, orang
tampang indah lebih berpotensi dibenci, dimusuhi, dihina, ini fakta. Nabi Yusuf
contohnya. Bahkan baru baru ini ada seorang di Saudi diusir akibat dia terlalu
tampan. Sungguh, hanya karena alasan dia terlalu tampan. Oh, dia mungkin ingin punya
istri cantik, bersih, dan manis. Gampang, hal itu tidak sulit bagi pemuda saat
ini, dengan satu syarat anda kaya raya. Wanita lebih menyukai lelaki mapan
daripada tampan. Ini fakta. Pilihlah sesuka hati meskipun wajah Anda kurang menawan
hati. Tapi jika Anda kaya raya, anda pun bisa, saya yakin itu. Tentu tidak
semua wanita cantik, terutama yang sudah mapan dulu. Tapi banyak wanita cantik
yang belum mapan kok. Tenang saja, kuantitasnya jauh lebih banyak dari lelaki. Tidak
langka wanita cantik, lelaki tampan itu baru langka. Karena persentase jumlah
perempuan di dunia tidak sebanding dengan lelaki, jauh dan jauh dan jauh lebih
banyak yang perempuan.
Masihkah
Anda tidak percaya bahwa kemalangan itu keberuntungan nyata ?
Orang beriman
tentu jauh lebih beruntung jika ditimpa kemalangan. Syarat sabar saja, dia
sudah beruntung. Anda ditimpa sakit, dan Anda sabar, maka hal itu bisa
mengurangi dosa Anda. Cobaan yang datang silih berganti bisa meminimalisir dosa
dengan syarat orang itu sabar, bukan menghakimi langit tentang nasib yang
dialami. Apalagi nasib itu dialami seorang diri, bukan teman temannya. Kalau bencana
alam masih mending, karena semua terkena, jadi satu nasib satu darah. Berbeda dengan
sekelompok orang dengan background sama, satu atap dan dapur, bahkan ruang,
harusnya mengalami fase fase kesamaan, tapi ada satu yang bernasib malang, nah
itu baru bukan satu nasib tapi satu darah.
Kemalangan adalah
keberuntungan nyata. Hanya saja fakta it uterus ditutupi oleh negative
thinking, sehingga prasangka sangat sulit dikeluarkan karena ditutupi oleh keburukan.
Hakekat yang sebenarnya ditutupi oleh awan hitam yang membuat redup sinar
mentari yang cerah dan menawan di mata.
Pertanyaan saya,
keberuntungan nyata apa saja yang sudah Anda ketahui ? Lihat dengan hati dan
pikiran. Pikirkanlah, apa keberuntungan itu ? Hayati dengan jiwa Anda ? Anda
akan temukan sejuta keberuntungan, salah satunya yang dianggap orang sebagai
nasib malang untuk Anda. Tenang saja, itu bagi mereka. Karena andalah yang
memutuskan.
Nalis, 27 Agustus 2014
No comments:
Post a Comment