Nelson Mandella seorang tokoh dunia meninggal dunia. Seluruh
dunia berduka. Mereka kehilangan sosok pahlawan yang menghapus diskriminasi
ras. Tangis diperdengarkan. Para tokoh dunia pun datang langsung untuk
mengucapkan bela sungkawa sekaligus mengikuti proses pemakaman. Tidak
ketinggalan, di seluruh pertandingan olahraga mengheningkan cipta sejenak untuk
Mandella sebelum memulai pertandingan. Begitu pula pada konferensi politik,
sebelum memulai rapat mereka mengheningkan cipta sejenak. Begitu sangat mencintai
sosok bersahaja. Bukan hanya mereka, seluruh orang di seantero jagad mencintai
Mandella. Seluruh orang di seantero jagad menghormati sekaligus menaruh hormat
atas namanya sangat tinggi. Banyak tempat di Afrika dinamakan dengan nama Mandella,
mulai dari pantai, stadion, dan lainnya.
Kecintaan seluruh orang itu hanya mengikuti Mandella sampai
di dunia. Rasa hormat mereka hanya bisa menolong Mandella ketika Mandella masih
hidup. Kini, orang orang sibuk dengan urusan masing masing. Pujian dan
sanjungan mereka hanya ada ketika mereka sempat teringat. Sekali pun dilakukan,
hal itu tidak menyelamatkan Mandella di hari setelah meninggalnya. Mandella
memang dicintai, dipuji, dihormati di dunia. Tapi tidak disana. Disebuah negeri
abadi yang kekal bernama akhirat. Dunia memang menghormatinya, tapi tidak
diakhirat. Mengapa hal itu terjadi ? Karena dia tidak beriman. Mandella tidak
mengimani Allah sebagai Tuhan yang satu, dan Muhammad Bin Abdullah sebagai
Rasullah. Karena takrir itu menjadi seorang muslim. Mandella masih percaya
ketika dirinya meninggal bahwa Tuhannya itu tiga, beranak dan diperanakkan. Hal
itu merupakan syirik terbesar, yang mana surga mengharamkannya, dan neraka
mewajibkan untuk masuk ke dalamnya.
Beberapa tahun lalu, seorang muslim kaya raya gencar menjadi
buronan akibat dituduh melakukan terror. Dan tuduhan sama sekali tidak ada
bukti. Akibatnya, dia bersembunyi untuk menyelamatkan diri. Seluruh dunia
mengecam, melaknat, dan membencinya. Seluruh media mengecam. Bukan hanya itu,
spanduk spanduk berjajaran di jalanan mengutuki orang itu. Orang itu hina di
dunia. Orang itu dicaci maki di dunia. Seolah tiada tempat berpijak di bumi
yang menjadi hak seluruh penduduk. Bahkan suatu pemerintahan Negara memberikan
hadiah besar uang tunai untuk kepala orang itu, apalagi ditemukan dalam keadaan
hidup. Makanya penemunya akan kaya raya. Orang seolah dilaknat oleh semua
orang. Tiada tempat baginya untuk berpijak. Tiada baginya untuk menyapa banyak
orang, banyak orang untuk menyalurkan ilmu.
Tapi di akhirat, dia memiliki keutamaan tersendiri. Dunia
memang melaknatnya, tapi tidak di akhirat. Karena dia punya tiket tersendiri.
Tiket yang membawanya menuju kebahagiaan. Dia mengakui Allah sebagai Tuhan
semesta alam dan Muhammad Bin Abdullah sebagai Rasulullah. Dia juga mengamalkan
ajaran Nya bahkan dijuluki banyak orang memiliki pemahaman religi yang bagus.
Dunia bisa memenjarakannya, tapi akhirat memuliakannya. Sebuah keberuntungan
nyata. Sampai ajal menjemput pun dunia masih melaknatnya. Tapi seketika itu
juga sirna, karena negeri di lain dunia sedang menantinya, memberi kemulian
nyata sebagai pengganti rasa lelah perjuangan sekaligus jerih payah membela
kebenaran di dunia.
Banyak saudara kita menjadi bahan tuduhan yang sama sekali
tidak ada bukti. Lalu media mengecamnya, mengutuknya, dan membuat image dirinya
buruk sedemikian dahsyat. Lalu mereka dijebloskan di dalam ruangan sepi
berjeruji besi. Orang orang mencibir, menggunjing keburukan, sekaligus memberi
image buruk. Padahal tidak selalu yang dibalik jeruji besi itu orang dengan
latar belakang keburukan, baik itu melakukan kedzliman, maksiat, maupun
pencemaran nama baik orang maupun lembaga. Sebagian mereka difitnah, didzalimi,
dan diasingkan. Sebaliknya, orang orang dengan penghormatan tinggi tidak pasti
menuai kebaikan. Koruptor biasanya berasal dari golongan elit. Tapi karena
image mereka yang tinggi, hukuman pun diperingan, dihormati oleh sebagian
kalangan. Dunia memang berbeda dengan akhirat. Maka dari itu, yang kekal dan
abadi menjadi pilihan setiap insan yang berakal.
Seorang nabi rupawan pernah dituduh memperkosa. Karena
ketampanan beliau yang melampaui batas maksimal, bahkan seorang wanita yang
pemalu sekali pun takluk di hadapan ketampanan nabi itu. Hawa nafsu wanita yang
selalu dikalahkan oleh perasaan malu pun pecah dan luluh melihat ketampanan
beliau. Bisa dibayangkan seperti apa wajah beliau. Bukan hanya itu, ketika
beliau lewat, para kaum hawa sampai tidak merasakan sakit tangannya tergores
pisau ketika mereka melihat nabi berjalan. Karena ketampanan nabi begitu
memukau kaum hawa. Dan menjadi bahan gunjingan menjadi hal wajib bagi kaum hawa
karena itulah sebaik sebaik topic gunjingan. Beliau bernama Yusuf Bin Yaqub.
Seorang wanita kaya dan cantik tidak tahan melihat
ketampanan Yusuf. Dia ingin melampiaskan nafsu dengan pemuda itu. Dia
mengajaknya halus untuk berbuat serong. Tidak ada satu pun di situ selain
Yusuf, wanita cantik bangsawan itu, dan sang penguasa alam. Tapi dengan tegas
Yusuf menolak. Seketika itu juga karena kekesalannya, si wanita menuduh Yusuf
ingin memperkosanya. Yusuf pun dipenjara. Dan itu sesuai doanya.” Penjara lebih
aku sukai, dari pada mengikuti ajakan wanita itu.”
Bayangkan jika kita yang mengalami ! Apakah milih penjara ?
Atau milih ajakan wanita cantik dan bangsawan itu ?
Sangat sulit untuk memilih penjara, atau setidaknya memlih
menolaknya. Sebagai seorang manusia juga memiliki nafsu, apalagi diajak oleh
wanita cantik bangsawan. Apalagi dalam pikiran,” Ah, mumpung ada kesempatan,
lagipula dia berjanji tidak menceritakan pada siapa pun.” Atau berpikir seperti
ini,” Halah, besok tobat juga bisa. Aku masih muda kok. Kan Allah maha pemaaf.”
Kadang juga terpikir, tapi Yusuf yang punya ketampanan di
luar manusia lain tidak mau karena di takut pada Allah, takut laknat Nya, takut
keimanannya goyah, takut Allah tidak meridhoinya. Inilah dunia, cobaan begitu
dahsyat menerpa.
YANG DIANGGAP HINA DI DUNIA, TIDAK PASTI HINA DIAKHIRAT. DAN
SEBALIKNYA.
By Nalis, 18 Agustus 2014
No comments:
Post a Comment