Tuesday, August 12, 2014

Si Kerdil Pintar



Di sebuah hutan lebat, hidup sekelompok manusia. Mereka hidup dalam kesederhanaan. Pakaian masih terbuat dari kulit kayu dan hanya menutupi separo tubuh. Rumah mereka terbuat dari kayu. Setiap hari, mereka naik gunung. Mereka mencari hewan buruan untuk di santap. Lalu mereka turun gunung. Mereka menanam pohon ketela. Banyak beterbaran pohon ketela di sana. Mereka menjalani hidup penuh kesederhanaan.
Saat itu, mereka sedang bepergian naik gunung. Tombak-tombak besi berada di dalam genggaman. Wajah mereka penuh debu. Mereka berjalan melewati semak-semak berduri. Sedangkan mereka tak memakai alas kaki. Kicauan burung terdengar syahdu di telinga. Teriakan monyet-monyet  memecah keheningan.
Mereka mendengar teriakan keras di belakang. Mereka menoleh. Seorang laki-laki berbadan besar dan tinggi berjalan menghampiri mereka. Ia memiliki hidung mancung dan berambut hitam ikal. Ia memakai pakaian mencolok di mata mereka. Sebuah kemeja putih rapi menutupi badan. Sedangkan celana hitam jeans menutupi kaki. Ia juga memakai sepatu hitam.
Ia berjalan penuh wibawa. Mereka menghampirinya. Mereka terkagum-kagum melihatnya. Ia tertawa terbahak-bahak, lalu berkata dengan sombong,
“ Ha..ha..ha, tidak ada yang bisa mengungguli kecerdasanku. Akulah manusia cerdas sejagat. Lihatlah penampilanku. Aku berpenampilan modern. Inilah penampilan orang cerdas. Aku juga satu-satunya orang sini yang berpendidikan. Tidak seperti kalian, hidup hanya di gunakan berburu saja.”
Mereka hanya terdiam. Lalu Ia berkata kembali,
“ Ha...ha...ha.., aku juga manusia paling rupawan di sini. Aku manusia tertinggi di sini. Sekaligus aku manusia tercerdas. Untuk membuktikan semua itu, aku tantang kalian. Aku punya satu lomba. Dan hadiahnya tidak main-main, seluruh hartaku akan kuserahkan pada pemenang.”
            Semuanya terdiam. Mereka hanya melotot memandang si manusia tinggi itu. Lalu manusia tinggi berkata,
            “ Inilah pertanyaan cerdas tapi tidak mungkin bisa di lakukan. Siapa yang bisa menyentuh hidungku akan mendapatkan seluruh hartaku. Tapi ingat hanya satu orang maju, jangan berkelompok bagaimana.”
           Seorang di antara mereka maju kedepan. Lalu Ia meloncat-loncat sambil mengulurkan tangan keatas. Ia hanya sampai menangkap dada si manusia tinggi. Lalu seorang lain maju. Ia menggelitik tubuh si manusia tinggi. Tapi manusia tinggi langsung menendangnya ketanah. Lalu Ia berkata,
             “ Itu namanya curang.”
           Dari balik kerumunan, si kerdil muncul. Ia berjalan kedepan. Si manusia tinggi tertawa terbahak-bahak. Si kerdil terus berjalan kedepan. Ia sampai disamping si manusia tinggi. Ia mengambil buah apel merah dari kantong kulit. Ia berkata,
          “ Siapa saja yang bisa mengambil apel merah ini, akan kuberi separo hartaku. Sungguh.”
          Mendengar ucapan si kerdil, si manusia tinggi langsung membungkuk. Ia mengulurkan tangan kearah si kerdil. Si kerdil langsung meloncat tinggi. Ia mengulurkan tangannya, lalu menyentuh hidung si manusia tinggi.
            “ Kena, Lho.” Kata si kerdil sambil tertawa keras.
          Akhirnya, si manusia tinggi mengaku kalah. Ia mendapatkan apel merah. Ia mendapatkan separo harta si kerdil miskin. Tapi Ia menyerahkan seluruh hartanya pada si kerdil sebagai buah dari kesombongannya.








No comments:

Post a Comment