Wednesday, August 13, 2014

Hakekat Kebahagiaan


Seorang ayah merantau jauh dari kampung halaman. Ia bekerja sangat keras. Hari demi hari ia lalui penuh keringat. Kelelahan seolah menjadi teman setiaraganya. Ia membanting tulang, mencari nafkah di perantauan. Sudah bertahun-tahun, ia tak kunjung pulang. Penghasilannya masih minim. Anak dan istrinya menunggu penuh harap, menunggu uang kiriman. Tapi lebih dari itu, anak dan istrinya menunggu kedatangan sang ayah ke rumah. Ketika sang ayah pulang, ia langsung disambut hangat oleh keluarga. Keceriaan terpancar dari wajah. Kelelahan sehabis perjalanan jauh seolah sirna. Tapi ia hanya membawa uang sedikit untuk anak dan istrinya. Meskipun begitu, anak dan istrinya sangat bahagia dengan kedatangannya.

Seorang anak tinggal di dalam rumah mewah bertingkat tiga. Rumah itu sangat megah. Di sekeliling rumah, rerumputan hijau terbentang luas. Kolam ikan berair bening. Kicauan burung-burung terdengar syahdu di telinga. Tapi gerbang menjulang tinggi sebagai pembatas. Anak itu merasa terkekang. Ia merasa seolah terpenjara di dalam kemewahan bangunan megah itu. Kedua orang tuanya selalu sibuk mengurusi bisnis. Sedangkan di rumah megah itu, semua fasilitas terpenuhi. Anak itu bisa makan sepuasnya, bermain dengan boneka. Tapi ia merasa tertekan batin. Ia merasa tidak bahagia berada dalam penjara kemewahan dipelupuk mata. Tidak terdengar tangis di luar. Tapi ia menangis sangat keras di dalam hati.



Sebuah keluarga miskin hidup di pinggiran sungai kumuh. Setiap hari, merekaselalu berjalan di pinggir sungai untuk mengambil sampah-sampah. Aroma tidak sedap terasa menemani sepanjang hari. Sinar terik matahari terasa membakar kulit. Meskipun begitu, mereka sangat berbahagia melakukan pekerjaan itu. Sebuah pekerjaan yang menurut tidak sedikit orang sebagai pekerjaan menjijikan, yaitu pemulung. Mereka merasakan aura kebahagiaan setiap saat. Karena setiaphari, mereka bertemu, bertemu penuh cinta dan kasih sayang.

Bahagia, sebuah kata indah yang menjadi idaman banyak orang. Ketika kita merasa kesepian, terkadang rasa sedih muncul. Ketika kita sedang sakit, rasa sedih pun muncul. Ketika rindu memuncak, rasa sedih pun muncul. Kata bahagia seolah berlawanan dengan kata sedih. Dalam kamus kehidupan, dua kata itu saling berlawanan. Tapi dua kata itu juga saling mengisi hidup kita, saling bergantian, saling menyaingi untuk tampil, saling memberi arti dalam kehidupan ini. Bahwa hidup ini adalah sebuah permata. Sebuah permata yang patut diberiarti nilai. Seperti kita menilai sebuah permata.

 Apa Itu Kebahagiaan ?

Semua orang berusaha untuk mencari kebahagiaan. Dengan seluruh kemampuannya, mereka lakukan. Lalu apakah kebahagiaan itu ? Di mana ia bisa ditemukan ?
Apakah kebahagiaan itu harta yang banyak, harta melimpah, tanah yang luas, banyak perusahaan besar, berhektar-hektar sawah ?
Apakah kebahagiaan itu harta yang kedudukan tinggi, strata sosial tinggi di masyarakat? Menjadi lurah, camat, bupati, gubernur, atau presiden ? Sehingga mengganggap diri lebih bergengsi di mata bawahan. Apakah kebahagiaan seperti itu ?
Apakah kebahagiaan itu tubuh yang sehat, tidak sakit, tidak lapar,tidak pula berkeluh kesah ?
Banyak orang mencari kebahagiaan dengan cara-cara menyimpang. Cara-cara yang menyimpang itu justru menjadi penyebab kehancuran dan kepunahan mereka. Bahkan cara-cara menyimpang itu menjadi penyebab datang laknat Tuhan.
Fir’aun dan kelompoknya mencari kebahagiaan melalui kerajaan. Namun, kerajaan yang dibina bukanlah kerajaan yang ditopang oleh iman, bukan pula kekuasaan yang didasari oleh ketaatan pada Tuhan.
Fir’aun lupa bahwa yang memiliki kerajaan itu sesungguhnya pemiliknya. Dan pemilinya memberimakan dan minum pada Fir’aun. Dengan kesombongannya, ia mengaku sebagai Tuhan. Maka, balasan dari kesombongan dan pembangkangan adalah bukan saja ia tidak mendapatkan kebahagiaan yang dicari, melainkan ia mendapat penderitaan,kehancuran, dan laknat dari pemiliknya. Betapa tragis nasib Fir’aun dan tentaranya.

Selain Fir’aun, Qarun pun termasuk orang yang salah dalam mencari kebahagiaan. Allah menganugerahkan harta melimpah, yang tidak diraih dengan kecerdasannya dan keringatnya. Ia mengira hanya dirinya sendiri yang merasakan kebahagiaan. Ia kufur atas segala nikmat Allah. Padahal Allah telah memperingatkannya, bahkan memberikan kabar buruk dengan mencela tindakannya yang tidak terpuji. Akan tetapi, ia enggan untuk menyisihkan hartanya sebagai tanda syukur. Sebaliknya, ia membuat kerusakan di muka bumi. Maka, Allah membenamkan Qarun beserta rumah dan hartanya ke dalam bumi.

Di zaman sekarang, tidak sedkit orang melakukan hal serupa dengan Fir’aun dan Qarun. Mereka sedang hidup dalam zona nyaman. Entah itu mereka terima lewat pangkat tinggi, harta melimpah, atau anak cabang perusahaan yang berjumlah puluhan. Dan zona itu pun sangat diidamkan oleh kasta di bawah mereka. Namun apa yang terjadi, bukan malah bersyukur dan menolong orang di bawah, mereka mencuri uang negara. Kasus korupsi seolah menerangi sinar televisi. Yang kita herankan, padahal gaji mereka juga besar, hidup serba mewah, mobil mewah disediakan. Masih kurang apa mereka ? Tega sekali mereka semakin mencekik leher atasan mereka, yaitu rakyat. Apakah mereka mencari kebahagiaan lewat cara-cara terlaknat itu, sedangkan cara-cara itu dilaknat oleh Tuhan. Dan Tuhanlah pemberi kebahagiaan pada dirisetiap insan. Bukankah cara-cara mereka itu berkontradiksi dengan kebahagiaan ?

Ada juga orang yang mencari kebahagiaan dengan popularitas. Sehingga ia menghabiskan waktunya untuk berusaha mengalihkan perhatian orang lain pada dirinya.
Ada pula orang yang mencari kebahagiaan lewat seni. Bahkan lewat seni yang tidak tahu malu, cabul dan amoral. Dengan seni itu, mereka memancing birahi, mempermainkan perasaan, menggelisahkan hati.
Di manakah kebahagiaan itu ? Di manakah ia bisa ditemukan bagi orang yang mencarinya ? Dimanakah tempatnya ?
Kebahagiaanitu adalah amal saleh.
Yunus BinMatta menemukan kebahagiaan di dalam tiga kegelapan, yaitu di dalam perut ikan paus, di dalam kegelapan laut, dan di dalam kegelapan malam.
Nabi Musamendapat kebahagiaan ketika berada di tengah gelombang ombak lautan.
Nabi Yusuf menemukan kebahagiaan ketika ia dipenjara selama tujuh tahunan. Mereka bertanyakepadanya tentang mimpi-mimpi mereka. Ia kemudia meninggalkan itu dan mulai menyebarkan dakwah.
Inilah kebahagiaanitu dan inilah kondisi orang-orang yang berbahagia.  Kabahagiaan tidak pernah ada kecuali dengan iman dan amal saleh.

Selalu OpenMind

Pembaca, terkadang seseorang membenci kita bukan hanya disebabkan kekeliruan diri kita.Terkadang seseorang membenci kita bukan hanya disebabkan kekurangan kita.Terkadang seseorang membenci kita disebabkan kelebihan atas dirinya. Entah itu kelebihan dalam bentuk harta, rupa, tahta, atau apa pun. Ketika Anda punya kelebihan rupa dari orang lain, tidak menutup kemungkinan hal itu menyebabkan iri hati. Ia merasa iri pada Anda. Lalu dari iri berubah menjadi dengki. Bahkan ia akan semakin sesak hati ketika Anda meraih kesuksesan. Orang bertipe pendengki seperti itu bukan tidak mungkin berjumlah sangat banyak. Mereka siap memberi hujatan ketika Anda lengah, ketika Anda melakukan kesalahan meskipun sangat kecil. Orang bertipe pendengki merasa Anda harus setara dengan diri mereka. Meskipun mereka tidak sukses, mereka puas jika Anda sama-sama tidak sukses. Bisa dibilang, Anda tidak dizinkan untuk sukses.

Ketika Anda semakin populer, disegani oleh banyak orang, tersohor, bahkan dipenuhi oleh para fans, bahagiakan diri. Bukan hanya itu, Anda juga bergelimang harta danpunya kedudukan tinggi di mata orang, yaitu menjadi wakil rakyat. Lalu Anda berada dalam lingkup kebaikan dan selalu mendapat sanjungan tanpa cibiran sedikit pun. Pembaca, jika Anda menginginkan semua orang menyukai Anda, saya mengatakan Anda hanya bermimpi. Anda semakin besar, lalu Anda ingin disenangi oleh semua orang. Keinginan Anda itu hanya semu belaka. Atau mungkin bisa dibilang hanya khayalan.
Dunia ini bukan hanya disi oleh orang baik saja. Dunia ini dihuni oleh penghuni yang bervariasi. Bahkan ketika Anda berada dalam kebaikan sekali pun, pendengki Anda akan selalu mencari cara untuk menjatuhkan nama Anda, supaya Anda lengser,supaya Anda jatuh.

Tidak ada pemimpin besar di dunia ini tidak pernah dibenci oleh banyak orang. Mereka disukai dan dibenci oleh banyak orang. Karena itu mereka menjadi pemimpin besar. Jika mereka hanya disukai oleh banyak orang, mereka hanya menjadi seorang pemimpin. Mengapa begitu, pembenci mereka selalu mencari cara untuk membuat mereka runtuh. Tapi hasilnya malah sebaliknya, semakin sering mereka dihujat,semakin eksis diri mereka. Semakin banyak gosip menerpa publik figur, semakin eksis diri mereka di mata publik. Hal itu menjadi semacam jurus bagi publikfigur di era ini, mengingat banyak sekali saingan bermunculan.

Lalu apa yang harus dilakukan ? Pembaca, tidak ada pilihan lain selain berbuat baik, selalu mengabdikan diri dalam kebaikan. Tidak udah terpengaruh oleh kata-kata pembenci Anda. Karena jika Anda semakin sukses, kata-kata itu pasti bermunculan. Abaikan, jangan sekali dihiraukan. Mantan presiden Habibie pernah berkata kurang lebih seperti ini,” Pembenci sebenarnya mengagumi Anda dari sisilain, karena ia rela membagi waktu untuk Anda, sedangkan Anda tidak sedikit pun terbersit dengan dirinya.”

Seorang populer dengan segala kelebihan dan kekurangan akan terus menjadi objek gunjingan. Secara otomatis, nama mereka akan semakin eksis. Dan pembenci Anda bisa jadi menjadi sebuah perantara kesuksesan Anda yang lebih gemilang. Untuk itu, tidak ada alasan bagi Anda untuk membalas keburukan pembenci. Biarkan saja pembenci Anda mengoceh seperti burung-burung, atau biarkan seperti air mengalir. Waktu dan tenaga Anda terlalu berharga untuk memikirkan mereka. Lebih baik Anda terus berusaha melakukan kebaikan yang bermanfaat bagiorang lain.

Berpikir terbuka menjadikan diri Anda lebih bahagia. Ketika orang-orang menggunjing Anda, jangan batasi pikiran Anda tentang persepsi mereka tentang Anda. Persepsi itu hanya dimiliki oleh orang-orang itu saja, bukan orang lain. Karena tidak semua orang membenci Anda. Masih banyak orang baik bersedia menerima kebaikan Anda. Masih banyak orang berbaik sangka pada Anda, menjaga nama baik Anda,selalu memancarkan senyum pada Anda. Anda harus selalu open mind.
 Anda dikucilkan, dianggap remeh oleh orang, atau direndahkan. Pembaca, perlu Anda tahu bahwa itu hanya menurut orang itu atau beberapa orang di sekitar. Di dunia ini, banyak sekali orang berbeda-beda menilai tentang diri seseorang. Anda bisa menjadi super power di mata banyak orang meskipun di mata segelintir orang dikecilkan. Jangan batasi pikiran Anda tentang gunjingan segelintir orang, itu hanya pendapat orang itu. Yang terpenting, Anda tetap melakukan kebajikan.Seorang pembenci Anda selalu mencari trik untuk menjatuhkan Anda denganberbagai cara mungkin dengan menjatuhkan nama, perlu Anda ketahui hanya orang itu saja yang menilai, bukan orang lain. Karena tidak semua orang membenci Anda.

Sekali lagi, open mind itu sangat penting. Jangan buat diri Anda tidak bahagia hanya disebabkan sedikit pernyataan buruk segelintir orang. Waktu dan pikiran Anda terlalu berharga untuk memikirkan mereka. Jika Anda sedikit saja meresapi kata-kata pembenci Anda, kata-kata mereka bisa meresapi tubuh Anda, lalu menyebar ke segala penuru tubuh, terutama pikiran. Anda bisa terkena depresi berat karena tersinggung. Bahkan bukan tidak mungkin, depresi bisa meruntuhkan pikiran alias kehilangan akal sehat.

Kebahagiaan mustahil hadir pada diri orang tertekan jiwa, apalagi depresi berat. Orang depresi selalu cemberut. Wajahnya memucat. Pikirannya tergoncang. Emosinya meluap. Dadanya terasa sesak. Kesedihan terus menyelimuti diri. Orang depresi jauh dari kata bahagia. Malah sebaliknya, depresi membawa sengsara.

Kesedihan datang terkadang dari ketersinggungan. Maka, Anda harus selalu berprangka baik.Tapi jika terbukti benar tentang tentang lisan buruk pembenci Anda, tidaka ada jalan ini selain membuangnya jauh-jauh dari pikiran Anda. Dan tidak meladeni gunjingan pembenci termasuk jurus menghindari ketidakbahagiaan. Waktu, pikiran,dan tenaga Anda terlalu berharga untuk meladeni gunjingan pembenci.
                                                                          
  BahagiaTentang Kelebihan Orang lain Atas Diri Anda

Mungkin tidak jarang Anda melihat tetangga Anda lebih berbahagia dari Anda. Entah itu dilalui lewat harta yang melimpah, kesehatan, atau kesuksesan meraih gelar tertinggi pendidikan. Senyum terpancar indah dari tetangga Anda. Belum lagi,rumah mewah bertingkat tinggi, dengan luas halaman rumah dipenuhi rerumputan hijau. Ketika Anda melihatnya, mungkin tercengang.

Perasaan bahagia dan derita sering muncul di sisi Anda. Tapi perlu Anda tahu, Andalah yang memutuskan perasaan itu. Anda ingin bahagia, atau sengsara, itu tergantung Anda sendiri. Pembaca, tidak sedikit orang merasa sakit hati melihat diri orang lebih beruntung darinya. Mereka merasakan kesesakan batin ketika orang lainlebih rupawan, lebih kaya, lebih pintar, lebih populer daripada mereka. Mereka membuang begitu banyak energi untuk melakukan hal sia-sia. Bukan hanya energi, mereka membuang banyak waktu, pikiran tertekan, emosi meluap tinggi. Hati mereka menyempit. Dunia yang luas dan lebar ini seolah sempir, sesempit jiwanya.

Sinyal-sinyal ketidakbahagiaan jelas terasa. Bahagia harus membuang semua sinyal-sinyal itu. Katakan pada diri Anda, “ Sungguh indah orang itu. Ia lebih berbahagia daripada diriku. Dan aku berharap aku menjadi seperti dirinya kelak, sukses di usia muda.”

Yang paling indah, Anda hadir ke rumah orang sukses itu, mengucapkapkan rasa kekaguman.Lebih-lebih, Anda ingin belajar dari orang itu. Saya yakin orang itu tidak akan mengusir Anda mentah-mentah. Malah mungkin sebaliknya, ia sangat senang pada diri Anda. Pada dasarnya, orang akan senang jika dirinya dijadikan objek pembelajaran bagi orang lain.

written by Nalis

No comments:

Post a Comment