Wednesday, August 20, 2014

Menghadapi Kemungkinan



Suatu hari seorang badui sedang berada di masjid. Seketika semua sahabat tersentak. Si badui itu kencing di masjid. Dia bukan kencing di tempat kencing masjid, tapi di dalam masjidnya. Para sahabat pun marah. Tapi Rasulullah datang dan meminta para sahabat untuk tidak marah, dan tidak menghakimi si badui itu.

Suatu hari seorang pemimpin melewati sebuah kaum yang kurang diperhatikan. Dia berjalan sendiri melihat sisi sisi kampong. Karena termasuk primitive, orang orang banyak yang tidak kenal wajah pemimpinnya. Hanya saja mereka tahu nama pemimpinnya dari mulut ke mulut. Dan ketika berjalan, si pemimpin itu sama sekali tidak dikenali sekali pun sedikit pun tanpa penyamaran fisiknya.
Dan saat itu si pemimpin melewati pasar yang dipenuhi kumpulan atau tongkrongan orang keras bicara. Saat melihat orang lewat, mereka pun curiga.


 Dia berkata,
“ Orang gila kali ya. Jalannya gak teratur.”
Dia pun meneriakkan “ Orang gila ! Orang gila !”
Pemimpin itu mendengar ucapan seorang itu. Tapi dia terus berjalan. Bukan hanya itu, si penghina pun melempar sebuah kayu dan mengenai tubuh si pemimpin. Tapi pemimpin terus berjalan mengelilingi pasar itu. 

Seorang datang tertatih tatih pada si penghina itu. Dia langsung menampar wajah si penghina itu. Dan si penghina pun kaget.
“ Apa yang kau lakukan ?”
“ Goblok, siapa yang kau teriakkan orang gila itu !!! Siapa yang kau lempar kayu itu !!! Tahukah kau orang itu !!!”
“ Gak tau, dia jalannya kayak orang gila. Emang siapa dia. Orang baru kayaknya. Aku belum pernah lihat dia sebelumnya. Siapa sih dia ?”
“ Goblok !!! Dia itu pemimpin kita. Sekarang kebetulan dia di sini untuk meninjau kampung kita yang terbelakang.”

Orang itu terkaget bukan main. Tubuh mereka merinding. Rasa ketakutan mengalir dari deras dari ujung bawah sampai atas. Dalam bayangannya, dia takut dihukum, bukan hanya dihukum. Tapi juga dihukum mati. Seketika itu juga, dia berlari menuju orang itu. Karena menghilang di telan banyak orang, dia pun Tanya dari satu mulut ke mulut lain. Keringat bercucuraan deras. Rasa lelah menyelimuti dirinya sangat dalam. 

Akhirnya dia menemukan pemimpin itu dengan susah payah. Seketika itu dia menunduk sambal meminta maaf. Sang pemimpin tersenyum dan memaafkan kesalahan orang itu.

Ketidaktahuan, sebuah kondisi yang mana terjadi disebabkan kelemahan karena manusia diciptakan atas kelemahan dan kelebihan. Bahkan kondisi itu juga bisa menyebabkan orang tersinggung, marah, terhina, bahkan memicu konflik yang berujung maut. 

Spekulasi spekulasi muncul datang akibat pikiran kita melihat dari apa yang dilihat oleh mata, didengar, dan diraba. Ketidaktahuan di balik itu dihapus akibat spekulasi spekulasi. Akibat dari `itu pun `tumbuh curiga, seiring terus maka curiga pun semakin menggila. Akibatnya, dia membenci orang `itu. Apa pun yang dikatakan olehnya, dia arahkan ke negative. Dia sudah dipengaruhi oleh apa yang dilihat, didengar, dan diraba. 

Jika Anda terima hal negative karena ketidaktahuan mereka yang sebenarnya tentang diri Anda, sejatinya sabar dan tidak langsung emosi. Ingat, mereka tidak tahu. Karena mereka bukan malaikat, bukan tahu segalanya. Mereka diciptakan oleh Tuhan dengan segala kelebihan dan kelemahan. Seperti badui tadi, dia sangat hidup di pelosok yang jauh jauh dari budaya umumnya. Maka sikap Rasulullah yang bijak mengontrol emosinya menjadi hal yang patutu ditiru. 

Maksud saya, selain memberitahu tentang sebenar benarnya, Anda juga perlu menyikapi. Inilah pertama. Orang berani beraksi di lihat oleh banyak orang, maka itu sangat berkonsekuensi. Di balik banyak orang, ada berbagai macam jenis dan pengetahuan. Di ketidaktahuan di balik image Anda pun tidak menutupkemungkinan banyak. 

Bersiap menghadapi kemungkinan yang terjadi. Resiko selalu ada. Anda arahkan positif, bisa jadi diarahkan ke negative. Ini tidak mudah. Apalagi Anda mengajari negative. Ini benar benar sangat berat. Coba pikirkan sekali lagi jika Anda ingin berbuat buruk, dan itu diketahui oleh banyak orang. Pikirkan lagi. 

Mari menghadapi segala kemungkinan yang terjadi. 


Nalis, 21 Agustus 2014

No comments:

Post a Comment