Sunday, August 17, 2014

Kau Yang Pertama Dan Terakhir

Seorang suami merasakan sesak haru mendalam. Istri tercinta terbaring di rumah sakit. Sakitnya kian parah. Tubuhnya kurus. Rasa sakit terus menjalar, tiada tertahan. Ia melihat istrinya terbujur di atas ranjang. Air mata meleleh membasahi pipi. Ia memegang tangan istri penuh rasa cinta. Istrinya menoleh ke arah suaminya. Senyuman manis terpancar dari wajah.
" Kenapa menangis, Mas ?" kata sang istri pelan.
Sambil menangis, sang suami berkata,
" Aku ingin selalu di sampingmu. Bagiku, kaulah segalanya. Aku pun sakit ketika kau sakit."
Sang istri tersenyum, lalu berkata,
" Mas, rasa sakit ini terasa memuncak. Aku sudah tak kuat lagi, Mas. Begitu menusuk-nusuk raga. Kanker ini sungguh memilukan kita .. hiks ..hiks.. hiks .."
Sang suami membantah,
" Tidak, tolong jangan katakan seperti itu. Kamu akan sembuh. Kasihku, kamu harus berjuang. Sakitmu memang menahun. Tapi semangatlah dan percayalah, kamu akan sembuh .Aku tak ingin kehilanganmu .. hiks ...hiks ...hiks ..."


Sang istri tampak tersendak-sendak. Ia berusaha menahan rasa sakit dengan sekuat tenaga. Ia pun berkata,
" Mas, aku ingin menjadi pendamping hidup mas bukan hanya di dunia, tapi di akhirat. Untuk itu, jika aku meninggal, mas jangan menikah lagi."
Sang suami merespon penuh linangan air mata,
" Kasihku, aku akan menjadi pendamping hidupmu di dunia dan di akhirat. Bagiku, kaulah segalanya. Biarkan bidadari-bidadari di sana cemburu, aku tak peduli. Kecantikan mereka tiada tertandingi. Tapi aku tetap akan memilihmu. Mungkin orang mengatakan aku bodoh, tolol. Aku tak peduli. Mengapa begitu, Kasihku ? Apakah kau tau ?"
Sang istri mengerutkan kening. Sang suami pun berkata,
" Karena aku mengenalmu. Karena aku menjadi belahan jiwamu. Karena aku mengarungi hidup bersamamu. Susah senang kita lewati. Rasa manis dan perih kita rasakan. Kita ini satu jiwa. Dan aku bertekad menjadikanmu bidadariku di sana. Bagaimana mungkin aku memilih bidadari-bidadari di sana sedangkan aku menelantarkan dirimu. Aku tak mau berpisah denganmu ...hiks ..hiks ..hiks ..."
Sang istri menangis hebat. Ia merangkul suaminya penuh tangis. Aura tangis terasa hebat di kamar itu.
" Jadikan aku bidadarimu di surga, Mas."
Tiba-tiba dada sang istri menyesak. Rasa sakitnya semakin menjadi-jadi. Sang suami pun panik.
" Bertahanlah kasih ! Jangan tinggalkan aku ! Aku tak ingin kehilanganmu ! Bertahanlah !"
Sang suami berlari keluar ruangan untuk memanggil dokter. Sang dokter segera berlari, sementara sang suami menunggu di luar kamar. Sesaat berselang, sang dokter membuka pintu dengan wajah tertunduk.
" Bagaimana dok ?" kata sang suami.
Dokter berkata sambil menunduk,
" Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi istri Anda tidak bisa diselamatkan."
Langit terasa runtuh, lalu menimpa dirinya. Tangis menghiasi ruangan itu. Ia melihat istrinya terbujur kaku. Ia berkata penuh linangan air mata,
" Tunggu aku, Kasih. Tunggu aku di sana, di sebuah tempat tiada tangis, tiada sedih, tiada kesesakan jiwa .. hiks ...hiks ...hiks ..."

No comments:

Post a Comment