Monday, August 25, 2014

Kisah Seorang Shaleh Dengan Dua Babi





Nabi Musa sangat penasaran dengan sosok tetangga di surga nanti. Dia pun berspekulasi tentang tetangganya itu. Bisa jadi dari orang shaleh yang memimpin penuh keadilan, atau seorang dermawan yang selalu mensedekahkan harta. Melalui wahyu, beliau tidak diberitahu secara jelas sosok itu. Tapi sosok itu akan menjadi tetangganya kelak di surga.

Dia merantau bepergian mencari seorang shaleh itu. Saat pencarian, rasa penasaran pun kian tinggi. Dia berkeliling mencari sosok shaleh yang dia dapat dari wahyu. Dan melalui kehendak langit, dia pun bertemu dengan seorang shaleh itu. 

Apa yang dibayangkan jauh berbeda. Sosok itu bukanlah raja. Sosok itu bukanlah seorang hartawan. Dia hanya seorang biasa saja, biasa saja seperti orang kebanyakan. Bahkan dari sisi ketenaran, nilainya tidak masuk daftar. Dia hanya orang biasa, tidak seterkenal Musa, tidak secerdas Musa. Pemuda itu bukan pula nabi, bukan pula Rasul, bukan pula Ulama. Tapi kenapa wahyu menunjukkan orang itu nantinya akan menjadi tetangga Musa di surga. Itu artinya, surga paling tertinggi yang tidak semua orang bisa masuk ke dalamnya. Musa pun berpikir apa keistimewaan pemuda itu. Dia pun menginap di sana untuk melampiaskan rasa penasaran.


Pemuda itu membawa dua babi ke dalam rumah. Dia memberi makan ke dua Babi itu penuh kelembutan. Pemuda itu pun menyuapi makanan untuk dua babi itu. Ketika babi itu buang hajat, pemuda itu membersihkan anus babi serta membersihkan kotoran babi. Bukan hanya itu, setelah selesai pemuda itu mencium kedua babi itu penuh kasih sayang.

Musa pun terkaget. Dia berusaha mendekat. Pemuda itu tampak paham apa yang dipikirkan oleh Musa. 

“ Engkau pasti heran, setiap hari aku melakukan ini. Sudah sepantasnya aku begini. Aku tidak peduli hinaan dan cacian orang. Karena babi ini menjadi kebangganku yang sangat berharga, bahkan dengan bumi dan langit sekali pun. tahukah Anda siapa mereka berdua ? mereka berdua adalah ayah dan ibuku.”

Musa pun mengiba melihat kondisi kedua orang tua pemuda itu. Seketika dia bertanya sebab mengapa mereka berdua menjadi babi. Pemuda itu menjawab kedua orang tuanya dikutuk akibat melakukan dosa yang paling besar dan melampaui batas. Musa pun paham akan hal itu, dan tau mengapa seorang pemuda yang tidak terkenal, sederhana, dan tinggal di pelosok, menjadi tetangganya kelak di surga. Karena pemuda itu tetap menaruh hormat, kasih, cinta, sayang, dan pengabdian pada kedua orang tuanya dengan kondisi apa pun orang tua itu, entah dikutuk atau tidak.

***

Redho Allah, redho orang tua. Sudah sepantasnya berbakti dan mencintai kedua orang tua, apa pun kondisi mereka berdua. Karena salah satu syarat kunci sukses dunia dan akhirat, adalah keredhoan mereka berdua.


Nalis, 25 Agustus 2014

No comments:

Post a Comment