Tuesday, November 4, 2014

Si Anak Dungu

Sesuatu sepele terkadang membuat gempar di kemudian hari. Sesuatu tidak terkenal terkadang membuat perubahan drastis. Sesautu diremehkan terkadang menjadi kekuatan super yang mengagumkan. Sesuatu yang tidak formal terkadang membuat gempar dunia dan seisinya. Intinya, sesuatu sekecil apa pun sebagian orang pandang, menjadi super power pada saatnya. Sehingga semua orang tersentak dibuatnya.


Sebaliknya, sesuatu yang statis, stagnan, formal menghasilkan hasil kurang memuaskan, bahkan mengecewakan. Mereka terkekang oleh aturan sangat belit, padahal aturan itu sendiri tidak pernah ada bukti dalam mencapai keberhasilan. Aturan itu tidak berani keluar dari lingkaran stagnan, sehingga hasilnya sangat mengecewakan. Kenyataannya memang begitu.


Mengapa begitu ? Mengapa sesuatu terlihat diremehkan oleh banyak orang menjadi paling berjasa bagi mereka ? Mengapa mereka yang terkekang aturan formal dan belit itu dikalahkan oleh seorang anak petani kere, seorang anak yatim piatu, seorang anak miskin yang hidup di daerah kumuh ? Mari terus membaca sampai tuntas. Jangan berpindah layar sebelum selesai. Pasang wajah cerah Anda. Hirup napas dalam-dalam. Buang rasa curiga dalam diri, sehingga positif thinking selalu menghiasi diri Anda. Saya akan berusaha sebisa mungkin membuat Anda tidak berpindah layar sampai selesai membaca tulisan ini. Yuk, dilanjutkan.


SIAPA GURU EDISON ?




Anda pasti mengenal Thomas Alfa Edison. Ia seorang ilmuwan terkenal. Ia seorang pertama kali menemukan bola lampu pijar. Lewat penemuannya, dunia berubah. Dunia gelap menjadi terang dengan listrik. Jika sebelumnya, orang-orang harus bersusah payah menggunakan api untuk menerangi rumah mereka. Dengan ditemukan lampu, mereka menjadi termanjakan. Hidup pun berubah. Jasanya sangat besar untuk umat manusia abad dua puluh ke atas. Ia mengubah dunia lewat penemuannya.


Tapi tahukah Anda, siapa orang di balik kesuksesannya. Tidak mungkin orang dengan sendirinya langsung menjadi pintar. Tidak ada orang di dunia ini dilahirkan dalam keadaan jenius. Semuanya butuh proses. Semuanya butuh guru. Semuanya butuh pembimbing. Lalu siapakah guru Edison, apakah guru di sekolahnya ? Apakah guru-guru formal yang tercatat di sekolah-sekolah, yang mengajar banyak murid, yang terkadang terkekang oleh aturan dari pemerintah, sehingga daya jualnya pun itu itu saja.  Apakah guru ilmuwan jenius itu seperti itu ?


Jawabannya TIDAK. Anda salah jika Edison berguru pada mereka. Bahkan ia didepak dari sekolahnya oleh si guru. Karena si guru menganggapnya dungu. Banyangkan, Pembaca. Agaknya kata-kata pada paragraf paling atas berkenan di hati. Diremehkan oleh orang, bisa jadi dihormati di lain waktu. Seorang ilmuwan hebat diperlakukan seperti itu. Diusir dari sekolah bukan disebabkan kasus kriminal, asusila, tapi dianggap tidak layak. Hanya tiga bulan saja. Bukan enam tahun SD. Bukan tiga tahun SMP. Bukan tiga tahun SMA. Hanya tiga bulan. Perasaannya mungkin sangat sedih waktu itu. Mustahil anak sekecil itu mendapat energi besar untuk bangkit tanpa seorang guru. Dan guru itu terus menginspirasi dirinya untuk bangkit. Dunia pun diubah olehnya. Bukan hanya oleh Edison, tapi gurunya pun ikut andil mengubah dunia. Lalu siapa dia ?


Dia adalah ibunya. Ibu yang selalu menyayanginya. Ia senantisa mengajari anaknya penuh kasih, jauh dari guru-guru di sekolah. Seandainya guru-guru sekarang berpikir bahwa anak didiknya dianggap anak kandung sendiri, tentu Edison-Edison baru akan bermunculan. Pasti kasih sayang mereka ditumpahkan pada mereka. Karena bagi mereka, anak didiknya menjadi segalanya. Bagi mereka, pintar dan cerdas menjadi harga mati bagi para anak didik. Ibu dan bapak mana yang tega melihat anak kandungnya bodoh ? Tentu tidak ada.

Ibu Edison tidak berpangkat. Ibunya berpendidikan rendah. Tapi ia mengubah dunia. Ia mampu melebih semua guru di situ yang sangat formal diakui oleh negara. Bahkan ketika anaknya didepak keluar sekolah, ia bersumpah untuk mengubah anaknya menjadi apa yang diimpikan. Ia ingin membuktikan bahwa anaknya layak untuk cerdas.

Niatkan ikhlas. Utamakan kemaslahatan. Buang sifat iri dan dengki. Anda adalah seorang pengajar penuh keikhlasan. Persiapkan diri Anda untuk menjadi PENGUBAH SEJARAH. Karena Anak didik Anda nantinya menjadi pemimpin bangsa, pemimpin dunia, pengubah dunia. Anda pun layak berbangga. Anda adalah orang pertama PENGUBAH SEJARAH. Karena Anda menjadi penyebab kecerdasan dan pengetahuan anak didiknya. Ok, paham. Dicari generasi guru Edison selanjutnya.


SIKAP JIKA DIREMEHKAN


Terkadang tidak jarang orang meremehkan kita. Usaha dengan susah payah dijalani diremehkan, dikucilkan, bahkan dihina. Pernahkan Anda melihat seperti itu. Saya yakin jawabannya,” Sering.” Tidak sedikit juga mereka berputus asa, putus semangat, akibat kata-kata kurang berkenan. Mungkin bisa diwakili seperti ini,
“ Halah, gak bisa...gak bisa. Kamu tuh udah dari sananya miskin, goblok, dan ndeso. Udahlah jangan mimpi tinggi-tinggi, nanti malah stress lho,”

Lalu bagaimana sikap kita ?
Ambil napas dalam. Tenangkan diri. Tersenyumlah lebar. Ucapan itu memang tidak berkenan jika diresapi. Kepalkan tangan Anda. Picingkan mata. Lalu jawab penuh ketegasan,
“ Suatu saat aku akan berhasil ! Aku yakin akan berhasil !”
Kira-kira begitulah. Sewaktu melakukan eksperimennya, sesuatu hal fatal terjadi pada Edison. Rumahnya terbakar akibat eksperimannya itu. Istrinya pun meremehkan, kurang lebih seperti ini,
“ Sudahlah, Mas. Jangan mimpi tinggi-tinggi. Kita sudah diberi pelajaran untuk tidak mengulang lagi. berhenti saja sebelum lebih parah lagi.”
Dengan tegas, Edison membantah,
“ Suatu saat akan kubuat seisi dunia terang seperti terang kebakaran ini.”
Inilah sikap gentle, Pembaca. Dibutuhkan orang seperti ini di masa sekarang. Orang-orang tanpa patah semangat meskipun diremehkan banyak orang. Mereka dapat mengubah ucapan banyak orang menjadi energi kuat untuk kembali bersemangat.


BUANG SIKAP EGOIS


Seorang berwibawa tidak harus selalu menjaga jarak dari orang di bawah. Seorang berwibawa tidak harus terlalu sedikit berbicara. Seorang berwibawa tidak harus menjaga gengsi terlalu tinggi. Gengsi memang perlu. Tapi sangat tidak dibenarkan jika sampai menyengsarakan orang. Kok bisa ? Saya akan berikan contoh.

Jika seorang guru terlalu menjaga gengsi terhadap murid, akan sangat berbahaya. Banyak murid pun resah dan gelisah, tapi pasti di belakang layar. Jika sang guru tidak tahu seluk beluk murid, bisa berbahaya. Memang di kelas terlihat paham, tapi setelah itu BELUM TENTU. Bisa jadi mereka tertekan disebabkan takut dengan sang guru. Bertanya saja sampai merinding. Bagaimana pelajaran itu bisa membekas di kemudian hari, jika belajarnya saja disebabkan takut pada guru. Bagaimana bisa paham, jika mereka takut bertanya. Bagaimana bisa paham, jika sang guru acuh pada murid. Semuanya tertidur dibiarkan. Masa depan mereka sebagian ditentukan oleh sang guru. Dan itu pernah saya alami ketika saya duduk di bangku Aliyah dulu. Sungguh.


Dekati mereka. Anda mendekat saja sudah senang. Apalagi Anda mengajaknya berbicara. Lebih-lebih Anda ingin mengetahui keluh kesahnya. Itu sangat luar biasa. Jika gengsi yang Anda jaga itu tidak berdampak baik untuk orang lain, demi menjaga wibawa, buang dan buang. Masih ingatkah guru Edison ? Hal sama juga bisa diterpakan pada pemimpin.


Semoga Bermanfaat

No comments:

Post a Comment