Sunday, November 16, 2014

Pemimpinku Fakir



Suatu hari, seorang pemimpin besar dibenci semua rakyatnya. Dari mulut ke mulut, semua orang menggunjing pemimpinnya, terus dan terus menjadi bahan perbincangan hangat, seolah mengalahkan waktu dan energy untuk berbahagia bersama keluarga mereka. Hal itu terjadi disebabkan diri mereka hanya rakyat biasa, jikalau berani melawan tamatlah riwayat mereka.

Yang mereka terus rasakan kesesakan dada, pemimpin itu selalu datang terlambat di siang hari. Dan juga jarang sekali datang tepat waktu ke ruang kerja. Dan lebih ironi lagi, dia jarang sekali mendatangi rakyat dan suka pergi ke luar wilayah untuk bermewahan.
Ketika pemimpin itu naik podium dan berhadapan dengan rakyat. Salah seorang rakyat berani bertanya dengan tegas tentang keluh kesah yang selama ini menghidapi dada semua rakyat.


Sang raja hanya tersenyum, lalu mengambil napas dalam dalam, dan berkata,
“ Sesungguhnya aku mencintai kalian, sangat cinta. Bahkan kalau diukur antara negeri seberang sana dari sini untuk kemajuan kalian, walau hujan badai, walau panas terik, walau berjalan kaki, aku akan tetap berjuang untuk kalian. Ketika kalian kelaparan, maka aku akan ditanya dan disiksa oleh langit. Ketika kalian berada dalam kedzaliman, maka aku akan ditempatkan di tempat paling buruk. Dan aku sangat takut siksa Nya. Aku sangat takut murka Nya. Untuk itu, aku tidak bisa berdiam diri membiarkan kalian terpuruk sedang aku pemimpin kalian.”

Kemudian pemimpin itu melanjutkan,

“ Kalian tahu aku sering tidak hadir di hadapan kalian di sore hari, siang hari, sesungguhnya aku selalu menjaga negeri kita untuk aman dan Berjaya di hadapan Negara lain. Untuk itu, kedaulatan negeri ini menjadi harga mati, sekalipun menyerahkan nyawaku. Aku bepergian melewati panas gurun, hujan badai, berjalan kaki berkilo meter untuk berunding dan berunding. Lalu setelah itu, aku pulang dengan pakaian kotor. Aku mencucinya di malam hari, karena malam dingin, maka aku terus memasang api supaya sebelum esok cepat kering, jikalau tidak kering, maka aku akan telanjang setengah badan menemui saudara kalian yang belum beruntung. Sebelum siang, aku selalu mengunjungi semua tempat anak yatim di pelosok negeri ini, mengajari mereka iman kepada langit, dan sesekai masayarakat di situ menertawaiku karena aku tidak jarang telanjang dada menemui orang badui itu. Baju yang kalian lihat ini adalah milikku satu satunya.”

Nalis

No comments:

Post a Comment