Sesuatu sepele terkadang membuat gempar di kemudian hari.
Sesuatu tidak terkenal terkadang membuat perubahan drastis. Sesautu
diremehkan terkadang menjadi kekuatan super yang mengagumkan. Sesuatu
yang tidak formal terkadang membuat gempar dunia dan seisinya. Intinya,
sesuatu sekecil apa pun sebagian orang pandang, menjadi super power pada
saatnya. Sehingga semua orang tersentak dibuatnya.
Sebaliknya,
sesuatu yang statis, stagnan, formal menghasilkan hasil kurang
memuaskan, bahkan mengecewakan. Mereka terkekang oleh aturan sangat
belit, padahal aturan itu sendiri tidak pernah ada bukti dalam mencapai
keberhasilan. Aturan itu tidak berani keluar dari lingkaran stagnan,
sehingga hasilnya sangat mengecewakan. Kenyataannya memang begitu.
Mengapa
begitu ? Mengapa sesuatu terlihat diremehkan oleh banyak orang menjadi
paling berjasa bagi mereka ? Mengapa mereka yang terkekang aturan formal
dan belit itu dikalahkan oleh seorang anak petani kere, seorang anak
yatim piatu, seorang anak miskin yang hidup di daerah kumuh ? Mari terus
membaca sampai tuntas. Jangan berpindah layar sebelum selesai. Pasang
wajah cerah Anda. Hirup napas dalam-dalam. Buang rasa curiga dalam diri,
sehingga positif thinking selalu menghiasi diri Anda. Saya akan
berusaha sebisa mungkin membuat Anda tidak berpindah layar sampai
selesai membaca tulisan ini. Yuk, dilanjutkan.
SIAPA GURU EDISON ?
Anda
pasti mengenal Thomas Alfa Edison. Ia seorang ilmuwan terkenal. Ia
seorang pertama kali menemukan bola lampu pijar. Lewat penemuannya,
dunia berubah. Dunia gelap menjadi terang dengan listrik. Jika
sebelumnya, orang-orang harus bersusah payah menggunakan api untuk
menerangi rumah mereka. Dengan ditemukan lampu, mereka menjadi
termanjakan. Hidup pun berubah. Jasanya sangat besar untuk umat manusia
abad dua puluh ke atas. Ia mengubah dunia lewat penemuannya.
Tapi
tahukah Anda, siapa orang di balik kesuksesannya. Tidak mungkin orang
dengan sendirinya langsung menjadi pintar. Tidak ada orang di dunia ini
dilahirkan dalam keadaan jenius. Semuanya butuh proses. Semuanya butuh
guru. Semuanya butuh pembimbing. Lalu siapakah guru Edison, apakah guru
di sekolahnya ? Apakah guru-guru formal yang tercatat di
sekolah-sekolah, yang mengajar banyak murid, yang terkadang terkekang
oleh aturan dari pemerintah, sehingga daya jualnya pun itu itu saja. Apakah guru ilmuwan jenius itu seperti itu ?
Jawabannya
TIDAK. Anda salah jika Edison berguru pada mereka. Bahkan ia didepak
dari sekolahnya oleh si guru. Karena si guru menganggapnya dungu.
Banyangkan, Pembaca. Agaknya kata-kata pada paragraf paling atas
berkenan di hati. Diremehkan oleh orang, bisa jadi dihormati di lain
waktu. Seorang ilmuwan hebat diperlakukan seperti itu. Diusir dari
sekolah bukan disebabkan kasus kriminal, asusila, tapi dianggap tidak
layak. Hanya tiga bulan saja. Bukan enam tahun SD. Bukan tiga tahun SMP.
Bukan tiga tahun SMA. Hanya tiga bulan. Perasaannya mungkin sangat
sedih waktu itu. Mustahil anak sekecil itu mendapat energi besar untuk
bangkit tanpa seorang guru. Dan guru itu terus menginspirasi dirinya
untuk bangkit. Dunia pun diubah olehnya. Bukan hanya oleh Edison, tapi
gurunya pun ikut andil mengubah dunia. Lalu siapa dia ?
Dia
adalah ibunya. Ibu yang selalu menyayanginya. Ia senantisa mengajari
anaknya penuh kasih, jauh dari guru-guru di sekolah. Seandainya
guru-guru sekarang berpikir bahwa anak didiknya dianggap anak kandung
sendiri, tentu Edison-Edison baru akan bermunculan. Pasti kasih sayang
mereka ditumpahkan pada mereka. Karena bagi mereka, anak didiknya
menjadi segalanya. Bagi mereka, pintar dan cerdas menjadi harga mati
bagi para anak didik. Ibu dan bapak mana yang tega melihat anak
kandungnya bodoh ? Tentu tidak ada.
Ibu
Edison tidak berpangkat. Ibunya berpendidikan rendah. Tapi ia mengubah
dunia. Ia mampu melebih semua guru di situ yang sangat formal diakui
oleh negara. Bahkan ketika anaknya didepak keluar sekolah, ia bersumpah
untuk mengubah anaknya menjadi apa yang diimpikan. Ia ingin membuktikan
bahwa anaknya layak untuk cerdas.
Niatkan
ikhlas. Utamakan kemaslahatan. Buang sifat iri dan dengki. Anda adalah
seorang pengajar penuh keikhlasan. Persiapkan diri Anda untuk menjadi
PENGUBAH SEJARAH. Karena Anak didik Anda nantinya menjadi pemimpin
bangsa, pemimpin dunia, pengubah dunia. Anda pun layak berbangga. Anda
adalah orang pertama PENGUBAH SEJARAH. Karena Anda menjadi penyebab
kecerdasan dan pengetahuan anak didiknya. Ok, paham. Dicari generasi
guru Edison selanjutnya.
SIKAP JIKA DIREMEHKAN
Terkadang
tidak jarang orang meremehkan kita. Usaha dengan susah payah dijalani
diremehkan, dikucilkan, bahkan dihina. Pernahkan Anda melihat seperti
itu. Saya yakin jawabannya,” Sering.” Tidak sedikit juga mereka berputus
asa, putus semangat, akibat kata-kata kurang berkenan. Mungkin bisa
diwakili seperti ini,
“ Halah, gak bisa...gak bisa.
Kamu tuh udah dari sananya miskin, goblok, dan ndeso. Udahlah jangan
mimpi tinggi-tinggi, nanti malah stress lho,”
Lalu bagaimana sikap kita ?
Ambil
napas dalam. Tenangkan diri. Tersenyumlah lebar. Ucapan itu memang
tidak berkenan jika diresapi. Kepalkan tangan Anda. Picingkan mata. Lalu
jawab penuh ketegasan,
“ Suatu saat aku akan berhasil ! Aku yakin akan berhasil !”
Kira-kira
begitulah. Sewaktu melakukan eksperimennya, sesuatu hal fatal terjadi
pada Edison. Rumahnya terbakar akibat eksperimannya itu. Istrinya pun
meremehkan, kurang lebih seperti ini,
“ Sudahlah,
Mas. Jangan mimpi tinggi-tinggi. Kita sudah diberi pelajaran untuk tidak
mengulang lagi. berhenti saja sebelum lebih parah lagi.”
Dengan tegas, Edison membantah,
“ Suatu saat akan kubuat seisi dunia terang seperti terang kebakaran ini.”
Inilah
sikap gentle, Pembaca. Dibutuhkan orang seperti ini di masa sekarang.
Orang-orang tanpa patah semangat meskipun diremehkan banyak orang.
Mereka dapat mengubah ucapan banyak orang menjadi energi kuat untuk
kembali bersemangat.
BUANG SIKAP EGOIS
Seorang
berwibawa tidak harus selalu menjaga jarak dari orang di bawah. Seorang
berwibawa tidak harus terlalu sedikit berbicara. Seorang berwibawa
tidak harus menjaga gengsi terlalu tinggi. Gengsi memang perlu. Tapi
sangat tidak dibenarkan jika sampai menyengsarakan orang. Kok bisa ?
Saya akan berikan contoh.
Jika
seorang guru terlalu menjaga gengsi terhadap murid, akan sangat
berbahaya. Banyak murid pun resah dan gelisah, tapi pasti di belakang
layar. Jika sang guru tidak tahu seluk beluk murid, bisa berbahaya.
Memang di kelas terlihat paham, tapi setelah itu BELUM TENTU. Bisa jadi
mereka tertekan disebabkan takut dengan sang guru. Bertanya saja sampai
merinding. Bagaimana pelajaran itu bisa membekas di kemudian hari, jika
belajarnya saja disebabkan takut pada guru. Bagaimana bisa paham, jika
mereka takut bertanya. Bagaimana bisa paham, jika sang guru acuh pada
murid. Semuanya tertidur dibiarkan. Masa depan mereka sebagian
ditentukan oleh sang guru. Dan itu pernah saya alami ketika saya duduk
di bangku Aliyah dulu. Sungguh.
Dekati
mereka. Anda mendekat saja sudah senang. Apalagi Anda mengajaknya
berbicara. Lebih-lebih Anda ingin mengetahui keluh kesahnya. Itu sangat
luar biasa. Jika gengsi yang Anda jaga itu tidak berdampak baik untuk
orang lain, demi menjaga wibawa, buang dan buang. Masih ingatkah guru
Edison ? Hal sama juga bisa diterpakan pada pemimpin.
Semoga Bermanfaat
No comments:
Post a Comment