Hari itu hari Jum'at. Kota Sana'a ( Ibukota Yaman ) ramai oleh
kumandang azan. Orang-orang pun keluar rumah untuk menunaikan sholat
Jumat. Saat itu, di bawah terik panas matahari yg menyengat kulit,
seorang nenek tua berjalan tertatih-tatih membawa sapi tuanya yg lemah.
Ia tidak peduli terik panas saat itu. Ada satu kekuatan super dalam
dirinya sehingga ia mampun melawan ganas panas saat itu, apalagi dirinya
yg sudah berumur senja.
Di balik kaca masjid, orang-orang mengamati nenek itu penuh iba. Nenek itu terus menunggu di pintu depan masjid. Saat itu khotbah dimulai. Orang2 masih terheran dg nenek itu. Sholat pun dimulai, nenek itu masih setia di tempat.
Setelah sholat selesai, mereka langsung berjalan keluar masjid, sekaligus menemui nenek itu.
Nenek itu menangis di bawah terik matahari. Orang pun berpikir bahwa nenek itu ingin disedekahi.
Tapi nenek itu berkata,
" Wahai kaum muslimin, aku sebagai orang tua tidak tega melihat korban berjatuhan di Gaza. Aku ingin menolong mereka. Tapi apa daya, aku hanya orang tua yg pikun, yg lemah, yg miskin. Meskipun begitu aku masih punya harta, dan harta ini menjadi satu2nya harta yg kumiliki. Dan harta itu adalah sapi ini. Kumohon kalian sebagai kaum muslimin, kirimkan sapi ini ke sana, untuk disedekahkan pada mereka."
Mendengar ucapan nenek, mereka pun terkaget. Karena terus menangis dan memaksa, rasa iba pun muncul dari para jamaah. Salah seorang berkata,
" Lalu bagaimana kami membawa sapi itu ke sana, Nek ? "
Salah seorang lagi memberikan masukan,
" Bagaimana kalau kita jual saja sapi ini pada siapa yg mau ?"
Salah seorang merespon,
" Tapi siapa yg mau ?"
" Nah, kita lelang saja. Jumlah jamaah di sini kan banyak. Kita lelang sapi itu. Dan uangnya kita kirimkan ke Gaza."
Nenek itu pun setuju. Banyak sekali jamaah menawar sapi itu, semakin tinggi dan tinggi. Keramaian hadir saat itu. Akhirnya, sudah diputuskan seseorang yg membeli sapi itu.
Dan dg suka rela berkata pada nenek itu,
" Nek, silakan ambil kembali sapi nenek. Berkat nenek kami semua terdengar jeritan hati untuk berempati. Dan uang yg saya keluarkan itu akan diberikan kepada pengelola masjid, dan pasti akan disalurkan ke Gaza.'
Sang nenek menangis haru, begitu pula para jamaah. Lalu nenek itu berjalan meninggalkan masjid itu dg sapinya. Niatnya terpenuhi tanpa mengorbankan harta satu2 miliknya ...
Di balik kaca masjid, orang-orang mengamati nenek itu penuh iba. Nenek itu terus menunggu di pintu depan masjid. Saat itu khotbah dimulai. Orang2 masih terheran dg nenek itu. Sholat pun dimulai, nenek itu masih setia di tempat.
Setelah sholat selesai, mereka langsung berjalan keluar masjid, sekaligus menemui nenek itu.
Nenek itu menangis di bawah terik matahari. Orang pun berpikir bahwa nenek itu ingin disedekahi.
Tapi nenek itu berkata,
" Wahai kaum muslimin, aku sebagai orang tua tidak tega melihat korban berjatuhan di Gaza. Aku ingin menolong mereka. Tapi apa daya, aku hanya orang tua yg pikun, yg lemah, yg miskin. Meskipun begitu aku masih punya harta, dan harta ini menjadi satu2nya harta yg kumiliki. Dan harta itu adalah sapi ini. Kumohon kalian sebagai kaum muslimin, kirimkan sapi ini ke sana, untuk disedekahkan pada mereka."
Mendengar ucapan nenek, mereka pun terkaget. Karena terus menangis dan memaksa, rasa iba pun muncul dari para jamaah. Salah seorang berkata,
" Lalu bagaimana kami membawa sapi itu ke sana, Nek ? "
Salah seorang lagi memberikan masukan,
" Bagaimana kalau kita jual saja sapi ini pada siapa yg mau ?"
Salah seorang merespon,
" Tapi siapa yg mau ?"
" Nah, kita lelang saja. Jumlah jamaah di sini kan banyak. Kita lelang sapi itu. Dan uangnya kita kirimkan ke Gaza."
Nenek itu pun setuju. Banyak sekali jamaah menawar sapi itu, semakin tinggi dan tinggi. Keramaian hadir saat itu. Akhirnya, sudah diputuskan seseorang yg membeli sapi itu.
Dan dg suka rela berkata pada nenek itu,
" Nek, silakan ambil kembali sapi nenek. Berkat nenek kami semua terdengar jeritan hati untuk berempati. Dan uang yg saya keluarkan itu akan diberikan kepada pengelola masjid, dan pasti akan disalurkan ke Gaza.'
Sang nenek menangis haru, begitu pula para jamaah. Lalu nenek itu berjalan meninggalkan masjid itu dg sapinya. Niatnya terpenuhi tanpa mengorbankan harta satu2 miliknya ...
No comments:
Post a Comment