Pada artikel sebelumnya, sudah saya
bahas sekilas pondok pesantren Islam Maahid Kudus. Pada kesempatan kali ini,
izinkan saya membahas lebih dalam lagi tentang seluk beluk Maahid. Karena pada
hakekatnya, Maahid bukan hanya berbasis ponpes saja. Bahkan ada keistimewaan
tersendiri dibanding pendidikan lain. Seperti ucapan saya pada artikel
sebelumnya, kalau tidak punya keunggulan ( keistimewaan ) walaupun Cuma satu,
untuk apa orang condong kearah lembaga atau individu. Karena banyak sekali lembaga
atau individu sama dengan Anda, maka Anda harus punya nilai tambah walaupun Cuma
satu, kalau bisa sangat banyak.
Ada sejarah Lain Selain Ponpes
Orang luar Kudus mengenal Maahid
hanya sebatas ponpes Islam seperti halnya ponpes lain. Padahal Maahid adalah
sebuah lembaga pendidikan besar, dan ponpes menjadi salah satu bagian dari
Maahid. Ibaratnya, seorang petani punya banyak ladang macam macam. Ada yang
berupa teh, cabai, jagung. Nah, Ponpes Maahid menjadi salah satunya dari nama
besar Maahid. Meskipun pada hakekatnya, ponpes juga berdiri sendiri, punya
kepala sendiri. Tapi untuk akreditasi, ya ikut Maahid di sebelahnya.
Madrasah merupakan lembaga
pendidikan tertua di Kudus. Didirikan tahun 1937 oleh Kh. Abdul Muid, seorang
alumni Universitas Al Azhar. Jadi sampai saat ini, usia pendidikan itu lebih
dari setengah abad, dan lebih tua dari kemerdekaan negeri ini. Pada awalanya
hanya materi materi Islam yang diajarkan dan belum diekreditasi. Tapi sesudah
kemerdekaan, Maahid menjadi sekolah resmi pemerintah dan berijazah resmi
pemerintah.
Seiring perkembangan zaman, materi local
pun tidak surut. Di saat Madrasah atau sekolah lain menyeimbangkan zaman yang
mana barat semakin menjajah pola pikir dengan memasukkan materi asing, dengan
mengesampingkan materi local, Maahid tetap istiqomah dengan materi local kebanggaan,
tidak lekang oleh pengaruh barat.
Karena sejatinya lembaga pendidikan
Islam harus mengedepankan materi Islam. Kan namanya berlabel Islam. Di sebagian
sekolah Islam lain, bisa jadi dianggap nomor dua materi Islam bagi pengurusnya.
Padahal materi Islam itulah nilai jualnya. Materi Islam itulah harga diri
lembaga itu. Materi Islam itulah yang membuat berbeda antara lembaga itu dengan
lembaga negeri yang sekuler.
Mengapa begitu ?
Karena namanya lembaga Islam.
Otomatis nilai jualnya ya itu. Kalau disepelakan, maka orang beralih ke
pendidikan Islam lain yang lebih kompeten dibidang keislamannya.
Maahid punya materi local atau materi
buatan sekolah yang super dahysat. Materi itu local itu tidak dimiliki oleh sekolah
lain. Materi itu membuat alumninya terbang tinggi ke luar negeri dengan meraih
beasiswa prestasi. Materi itu membuat alumninya bisa cerdas baca kitab tidak
berharakat dalam waktu sangat cepat. Materi local diajarkan dari turun temurun,
dari generasi ke generasi.
Maahid memiliki dua strata
pendidikan, yaitu Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Dan dari dua itu,
ribuan siswa menghuni bangunan bersejarah itu. Murid murid yang selain ponpes
kebanyakan dari Kudus bahkan banyak juga dari Jepara. Murid dari Jepara
biasanya dari naik kendaraan Umum ke Kudus untuk bersekolah setiap hari.
Sebagian lagi naik kendaraan pribadi. Kalau dari ponpes, pastinya dari berbagai
kota di Indonesia.
Nalis
No comments:
Post a Comment