Alkisah suatu hari hidup seorang
penjaga kebun. Dia sangat rajin bekerja. Setiap pagi dia selalu membersihkan
kotoran dan sisa sisa sampah. Kebetulan kebun yang dijaga itu kebun apel.
Ketika hendak matang, sekelompok karyawan majikan penjaga itu memunguti apel
apel itu untuk kemudian dijual di pasar.
Omzet hasil panen demi panen pun
kian tinggi. Suatu hari, malapetaka datang. Omzet penjualan apel itu menurun
dahsyat. Seketika sang majikan menemui penjaga kebun yang lugu itu.
“ Kamu yang memerintahkan pegawai
pegawaiku untuk memetik semua apel di sini,” kata majikan.
“ Benar,” jawab penjaga.
“ Kamu tidak menyuruh mereka makan
sebelumnya ?”
Sang majikan mengambil apel yang
terjatuh, dia memakannya. Dia langsung muntahkan apel ke arah penjaga.
“ Rasakan ini, Tolol ! Kamu kira ini
layak ! Kamu punya otak gak sih ?” bentak majikan.
Sang penjaga menjawab dengan halus,
“ Maaf, Tuan. Saya tidak pernah
memakan buah apel milik Tuan.”
Sang majikan terkejut.
“ Lho bagaimana mungkin kamu tidak
pernah sekali pun memakan apel di sini sedang kamu sangat lama di sini diiringi
jutaan apel.”
“ Maaf, Tuan. Saya tidak punya hak
sedikit pun atas ape lapel itu. Karena itu bukan milik saya. Coba bayangkan
hanya karena satu biji, saya akan dimintai pertanggungjawaban kelak.”
Sang majikan akhirnya memecat
penjaga itu.
Tidak lama berselang, penjaga baru
datang. Sang majikan pasrah pada tindakannya. Hari demi hari jumlah apel tidak
sedahsyat dulu. Bahkan panen merugi karena beaya operasional dengan hasil tiada
sebanding.
Sang majikan mengedentifikasi kasus
bersama ahlinya. Diselidiki antara pegawai dan penjaga saling berkejasama dalam
keburukan. Mereka mencuri ape lapel sebagian untuk dijual secara pribadi. Dan
mereka beralasan selalu tidak bernasib baik. Karena rugi atau untung penjualan
apel majikannya, gaji mereka sama.
Sang majikan memecat semua
pegawainya termasuk penjaga kebun. Kini dia mencari orang yang benar benar
amanah. Dan ternyata sangat sulit mencari karena berat pekerjaannya, dari mulai
pagi malam menjaga, belum lagi mengontrol banyak pegawai.
Akhirnya, sang majikan memanggil
penjaga yang amanah itu untuk kembali bekerja. Karena sangat sulit mencari
orang benar benar jujur.
“ Selama ini belum pernah memakan
satu pun, padahal sangat langka orang seperti itu.”
Ketika majikan meminta penjaga itu,
penjaga itu menolak karena dia sudah punya pekerjaan baru. Alasannya juga amanah
dan amanah.
“ Maaf, Tuan. Sebenarnya saya sangat
ingin bekerja. Tapi apa saya sudah dikontrak oleh majikan baru saya. Jadi saya
harus menghabiskan masa kontrak saya dulu. Karena kalau saya berkhianat, maka
saya akan dimintai pertanggungjawaban nanti.’
Sang majikan menangis dan mengurus
kebun kebunnya seorang diri sehingga sang penjaga amanah itu habis kontraknya.
Karena kurang ahli, dia pun sangat tertekan psikis sehingga hilang akal
sehatnya.
Nalis
No comments:
Post a Comment