Sesungguhnya di luar konteks, orang
Timur adalah orang orang sesantun santun golongan. Tidak ada budaya indah
selain budaya Timur. Mereka memiliki budaya khas, tinggi, dan menyentuh. Dan
sangat tidak masuk akal jikalau dilengserkan begitu saja oleh budaya budaya
yang melemahkan banyak orang. Tapi apa daya, seluruh media menjadi sasaran
empuk barat untuk mengharuskan orang Timur meniru budaya mereka. Padahal
faktanya budaya itu di Negara Negara barat sangatlah bobrok diaplikasikan. Salah satu budaya yang menancap drastis dan
ditiru oleh anak bangsa negeri ini adalah pola pikir,” gak gaul kalau anak muda
tidak pacaran.”
Lalu apa akibatnya ?
Di Negara barat sudah biasa bencana
ini terjadi, yaitu gadis gadis usia dini sudah memiliki anak, sangat sulit
ditemukan gadis masih perawan di usia belia di luar nikah. Hal itu sudah biasa
di sana. Tapi untuk orang Timur yang sangat santun pada lingkungan. Dan karena
meniru, bencana itu pun mewabah ke negeri ini. Di kota kota besar, banyak gadis
masih sekolah sudah tidak lagi perawaan. Di kota kota besar mana pun jumlah
persentasenya sangat besar.
Yang saya bahas ini adalah
menyangkut religi. Karena budaya barat bukan hanya membunuh budaya timur, tapi
juga nilai nilai religi yang sejatinya wajar dilakukan menjadi hal “ aneh “
oleh mata orang disebabkan budaya barat sudah menancap di otak mereka.
Oh ya luar biasa yang saya maksud
bukan luar biasa wah. Tapi luar biasa diluar konten kebiasaan secara umum,
sehingga dianggap tidak biasa oleh banyak orang.
Apa saja itu ?
1.
Ahli
Ibadah
Anda muslim ?
Anda mengaku Allah sebagai Tuhan dan Muhammad Bin Abdullah sebagai Rasulullah ?
Anda percaya dan melaksanakan perintah Allah ? Mengaplikasikan seluruh hadits
Rasulullah, terutama perintah perintah yang sangat ditekankan ?
Jika Anda jawab
“ ya “
Maka jawab
dengan pertanyaan jujur.
Apa hukum sholat
fardhu lima waktu ? Lebih bagus mana memakai pakaian muslim putih bersih di
banding kaos oblong di bawa ke masjid untuk sholat ? Lebih bagus mana sholat di
rumah sendirian atau di masjid dengan tepat waktu ?
Anda pasti tau
jawabannya. Tapi saya aplikasikan tindakan memilukan yang mencederai hakikat
tindakan wajar dengan menganggap tindakan itu seolah pasti,” masuk surga.” Seolah
“ pasti mendapat syafaat” Seolah “ menyamai derajat nabi “ seolah “ penghuni surga
sepenuhnya.”
Di kota besar
yang sudah mewabah budaya barat, jikalau seorang dengan pakaian putih bersih
menuju ke masjid setiap hari, tepat waktu, maka dia akan diperbincangkan, dan
seolah “ Wah.” Seolah sudah menyamai alim ulama, orang orang terdahulu yang
sangat takut akan akhirat.
“ Sok alim “ “
Wah, alim banget orang itu.”
Bahkan lebih
miris lagi, anggapan bahwa rajin beribadah itu hanya dikalangan santri bagi
anak muda. Dan orang tua yang mau meninggal. Kalau ada anak muda rajin ibadah,
pasti itu dari pesantren, pikir mereka.
Sesungguh hal
itu wajar dilakukan. Ibadah ibadah apa pun sesungguhnya itu wajar karena kita
muslim. Jadi untuk menunjukkan identitas kita sebagai muslim, maka kita
laksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan Nya. Jadi sangat tidak
disamakan dengan “ ahli surga” seolah perjuangan ibadah yang dilakukan seorang
itu menyamai derajat nabi.
Yang ingin saya
sampaikan, ibadah rutinitas apa pun lantas tidak membuat kita lupa diri bahwa
itu memang bentuk aplikasi pengakuan diri bahwa kita muslim. Itu belum
sepenuhnya menjamin bahwa kita menjadi penghuni surga atas aplikasi ibadah yang
sejatinya sedikit di banding orang orang terdahulu. Yuk sadar.
2.
Ahli
Al Qur’an
Membaca Al
Quran menjadi aktifitas tidak sepenuhnya dilakukan oleh muslim. Budaya barat
sudah mewabah sehingga melupakan hakekat sebenarnya identitasnya, di antaranya
menjadi ahli Al Quran. Membacanya saja jarang, apalagi menghafal, apalagi
mempelajari isi Al Quran yang bahkan orang kafir saja terkagum kagum isi dan
syahdu bacaannya.
Anda muslim ?
Anda mengaku Allah sebagai Tuhan ? Sudahkah Anda menjadi Ahli Al Quran ?
Kalau sudah,
hal itu wajar karena Anda muslim. Anda hafal banyak surat Al Quran itu wajar
karena Anda muslim. Anda tau maksud isi Al Quran itu wajar karena Anda muslim.
Anda tau music terbaru atau sinetron terbaru, sampai hafal lirik lirik lagunya
itu tidak wajar jikalau menimbang identitas Anda sebagai seorang muslim. Karena
music, sinetron bukan esensi seorang muslim.
Jadi tidak
patut seorang muslim mengatakan dirinya sudah menjadi “ calon penghuni surga”
hanya disebabkan dirinya sering membaca Al Quran, menghafalnya, dan
mempelajarinya. Karena kita muslim, maka kita melakukannya.
Lha yang tidak
wajar gimana ?
Tanpa saya
beritahu, Anda juga tahu.
3.
Ahlul
Ilmi
Apakah ibadah
Anda saat ini di dasari dengan ilmu ? Sholat Anda saat ini semuanya gerakannya
dan bacaannya berasal dari ilmu ? Atau sekadar gerakan gerakan tanpa
pengetahuan dan sumber jelas ?
Maka jika
ibadah dalam bentuk apa pun di dasari oleh ilmu, itu wajar. Itu bukanlah hal
luar biasa bagi seorang muslim. Karena seorang muslim melakukan ibadah dengan
ilmu itu sangatlah wajar. Jadi seorang muslim menjadi ahli ilmu itu wajar
karena dia seorang muslim. Jika dia bukan seorang muslim dan meyakini ajaran
lain, itu urusan mereka. Tapi bagi seorang muslim, hal itu wajar.
Bisakah ibadah
tanpa ilmu ? Tidak akan bisa. Bisakah zakat tanpa ilmu ? Tidak bisa, Anda harus
tau seluk beluknya ? Bisakah sholat tanpa ilmu ? Tidak bisa, Anda harus tau
bacaan dan keshahihan gerakannya. Bisakah memahami Al Quran tanpa ilmu ? Tidak
bisa, karena ilmu untuk memahami Al Quran adalah satu satunya cara.
Jadi itu suatu
bentuk kewajaran.
4.
Bisa
Bahasa Arab
Mungkin
kedengarannya sedikit kontroversial di telinga Anda. Tapi saya akan buktikan
hal itu wajar, atau bukan sesuatu yang luar biasa bagi seorang muslim.
Sudah
khusyukkah sholat Anda ?
Jika “ ya “.
Oke, saya setuju.
Tapi saya balik
bertanya, “ pernahkah Anda menangis ketika sholat ?”
Menangis di
sini bukan disebabkan urusan dunia, seperti hutang, lagi sakit, dan problem
lain. Tapi konten sholat tadi. Jawab ?
Jika “ Ya “.
Baik, saya setuju.
Berarti Anda
memahami maksud di balik lafadz lafadz Anda ketika sholat. Ketika Anda lihat
mana pun dan di mana pun menangis ketika sholat, itu disebabkan mereka memahami
betul makna di balik lafadz lafadz yang dilantunkan dalam sholat.
Jika Anda tidak
tau maknanya, maka kemungkinan atau bahkan tidak mungkin dada Anda terasa
getaran hebat, atau ketakutan mendalam, atau puncak kebahagiaan jiwa ketika
Anda melaksanakan sholat.
Jadi termasuk
syarat kekhusyukan ibadah dengan tau makna di balik lafadz lafadz ibadah itu.
Dan tentu saja semua tau, Bahasa Arab menjadi Bahasa agama kita. Untuk itu
orang muslim tau dan bisa Bahasa Arab itu wajar, bukan hal aneh karena dia
seorang muslim.
Bahasa Arab
adalah Bahasa terlezat di dunia. Dari huruf ke huruf menunjukkan aroma ilmu
tinggi, menunjukkan puitis kesejukkan jiwa, di balik huruf hurufnya menyimpan
sejuta rahasia yang sangat tidak bosan di bahas kapan pun. Maka pelajarilah,
itu suatu kewajiba seorang muslim. Bahkan Umar Bin Khattab,” Pelajarilah Bahasa
Arab, karena Bahasa Arab bagian dari agamamu.”
Memang sungguh benar. Bahasa Arab adalah Bahasa
agama kita.
Apakah sulit
mempelajarinya ?
Tidak. Langit
menyuruh kita mengharuskan bisa Bahasa Arab untuk memahami lebih detail Islam.
Maka juga memberi keringanan di banding memahami Bahasa lain. Bahasa Arab
tidaklah sulit. Jika orang bilang itu sulit. Sesungguhnya dia bukan mengalami
kesulitan, tapi malas. Belum paham tapi menyerah duluan. Apalagi belum belajar
udah kalah duluan.
Mana buktinya ?
Siapa Salman Al
Farisi ? Dia memang sahabat Rasulullah. Tapi saya Tanya, apakah dia orang Arab
Asli ? Apakah dia dilahirkan di tanah Arab dan ngomong pakai Bahasa Arab dalam
keseharian ?
Tidak. Salman
Al Farisi adalah orang Persia. Persia kini termasuk Negara bagian Iran atau
Irak. Kita tau mereka bukan orang Arab dan tidak memakai Bahasa Arab dalam
keseharian walaupun sama sama Timur tengah. Berarti sama sekali beda. Bahasa
mereka pun beda.
Tapi berapa
lama Salman bisa sepenuhnya menguasai Bahasa Arab dari nol menjadi master ?
Dia hanya butuh
waktu 2 bulan saja. Bayangkan 2 bulan saja.
Jadi Bahasa Arab
tidaklah sulit. Dan harus dipelajari karena kita muslim.
Nalis
No comments:
Post a Comment