Masih ingatkah Anda tentang artikel
beberapa hari yang lalu berjudul kualitas bukan lagi nomor satu. Jika Anda
sudah membaca, maka Anda tidak akan heran dengan judul di atas. Karena aturan
pertama suatu produk laris atau tidak bukan pada kualitas produk, bukan pada
prestasi produk, atau pun keindahan fisik produk. Semua itu penting. Tapi tanpa
hal ini semua akan sia sia. Apa itu ?
Yaitu komunikasi. Marketing bukan
hanya sekadar komunikasi. Marketing lebih dari sekadar komunikasi, yaitu ilmu
cara mengikat konsumen supaya mau membeli barang dengan teknik seindah mungkin,
bukan perdukunan. Kalau perdukunan dilakukan oleh orang pengecut yang tidak mau
berusaha mencari ilmu ilmu, analoginya seperti koruptor yang mau cari kaya
instan dengan cara terlaknat, padahal ada banyak sekali cara diridhoi langit
yang instan menjadikan mereka kaya. Lho, kok instan ?
Tekhnik komunikasi itu vital, bukan
hanya penting. Sejatinya semuanya berhubungan dengan marketing, bukan hanya
jualan. Karyawan, pemuda, bahkan anak kecil pun selalu melakukan marketing,
hanya saja tidak mereka sadari bahwa mereka melakukan hal bernama marketing.
Karyawan dalam aplikasi memarketingkan dirinya untuk indah di hadapan pimpinan,
supaya naik pangkat, supaya naik gaji. Dia bangun lebih pagi lalu pergi ke
tempat kerja sebelum semuanya muncul. Bukan hanya itu, dia bekerja paling rajin
supaya cepat ditempatkan ke level tinggi dan ditambah kenaikan gaji. Itu juga
marketing.
Pemuda menarik lawan jenis. Dia
menata diri semenarik mungkin, rambut mirip artis terkenal. Muka di make up.
Bahkan bibirnya dilipstik. Dia memakai pakaian impor super mahal. Bukan hanya
itu, dia memakai kendaraan mewah demi lawan jenis. Itu juga marketing.
Bahkan anak kecil pun marketing. Dia
mencari perhatian orang tua dengan meminta keinginannya. Dia cari cara supaya
orang tua memberinya mainan. Bermula dengan menangis. Setelah berhasil, kedua
kalinya gagal. Dia menangis sambil guling guling. Dan seterusnya. Itu juga
marketing.
Sekali lagi kualitas apa pun Anda
saat ini, sadar wahai saudaraku. Jikalau marketing Anda lengah, hal itu tidak
membuat kemajuan nyata. Contohnya, sekolah saya dulu juara porseni bebera kali,
juga berlabel negeri, dan berdiri lama sekali. hari ini tidak lagi eksis.
Kurang apa prestasi ? Bukan saya menakuti, jikalau Anda tiada pandai marketing,
kualitas pun sia sia, maaf.
Sekali lagi bukan kualitas factor utama
penentu kesuksesan sesuatu. Bahkan Anda bisa menjadikan sampah bahkan kotoran
yang orang tidak mau melihatnya menjadi kesuksesan nyata. Jika Anda bisa
marketing, Anda bisa sukses dengan berjualan roti rasa kardus, dan akan jauh
lebih laris dibanding roti terenak jikalau mereka tidak tau marketing.
Anda perlu bukti bahwa barang jelek
pun bisa sukses besar dengan marketing ?
Saya beritahu caranya. Ini adalah
salah satu caranya, tidak semuanya. Akan saya bagi di lain kesempatan pada
artikel tentang cara menjual gila beromzet tinggi. Tapi ini hanya satu cara
dari sekian banyak, sesuai judul di atas.
Kisah Nyata
Suatu hari seorang pembicara
membawakan acara talkshow. Dan audiens adalah penggila sinetron. Sang pembawa
acara itu menawarkan celana dalam busuk dalam genggaman tangannya. Dia
menawarkan celana dalam dengan harga mahal, saya kurang tau intinya mahal.
Anggaplah satu juta ya. Celana dalam itu jelek, kumuh, dan kendor.
Lalu di layar besar di belakang dipamerkan
video artis terkenal menggenggam yang mana menjadi idola seluruh public, termasuk
penonton di situ.
Di situ artis berkata bahwa celana
dalam itu adalah benda paling disayang, dipakai untuk main sinteron selalu.
Jadi di balik aktingnya yang dahsyat dia selalu memakai celana itu. Bahkan dia
berkata celana itu seolah nyawa kedua, karena menjaga alat vital dari
ketidaknyamanan. Hanya saudara sekandung yang boleh memakainya. Makanya, yang
memakai celana itu sudah dianggap sebagai saudara kandungnya. Kalau lebih tua,
artis itu akan memanggilnya kakak. Kalau lebih muda, artis itu akan memanggilnya
adik. Celana dalam itu bukan main main, karena milik orang terindah yang pernah
dilihat sekaligus artis terkenal seluruh jagad.
Akhirnya semua berebutan membelinya.
Karena sudah dijatah, mereka menawarkan jauh lebih besar dari harga yang ditawarkan.
Apa daya sudah diambil orang. Mereka pun menangis karena tidak ada dua celana
dalam itu.
Oleh karena itu, sesederhana apa pun
milik Anda, hal itu bukan suatu yang perlu dirisaukan. Ingat, Anda bisa menjual
roti rasa kardus sekali pun. Bahkan lebih laris dari roti terenak yang pernah
ada. Dengan satu syarat, cara marketing Anda yang memikat hati.
Maukah diri Anda saya marketingkan ?
Bercanda hehehe …
No comments:
Post a Comment