Eksis berasal dari Bahasa Inggris
dari kata “ exist ” yang artinya “ ada “. Eksis sudah menjadi bahas Indonesia,
mengalami pemasukan Bahasa asing, yang kemudian digunakan sebagai Bahasa resmi,
bahkan Bahasa pergaulan.
Banyak anak muda ketika temannya
memajang foto sendiri terus menerus
“ Eksis banget sih.”
Sejatinya setiap insan cenderung
memiliki rasa perhatian yang sangat besar. Apa pun itu, pasti ada. Kalau Anda
bilang ada seorang insan tidak ada rasa penawaran diri pada lainnya, maka Anda
bohong. Fakta fakta paling kecil pun menunjukkan manusia punya rasa penawaran
diri, entah dilakukan dengan cara apa pun, sekali pun hanya cari sensasi dengan
cara cara kontroversial, sehingga membuat orang orang terfokus padanya.
Aplikasi paling sederhana, seorang
murid yang cenderung kurang diperhatikan gurunya mencari perhatian pada
gurunya. Terkadang dengan cara cara kontroversial supaya gurunya menfokuskan
diri pada murid itu, semisal dia tidak masuk memasukkan baju seragam, membuat
rambutnya gaya gaya an, atau mungkin tidak melaksanakan tugas.
Seorang wanita menarik perhatian
pada lelaki tampan. Dia lakukan segala cara untuk menarik perhatian. Entah itu
dengan menunjukkan wajah luar biasa tebal make up, bahkan membuka jilbabnya
dengan menunjukkan rambutnya yang hitam panjang. Hal itu semacam penawaran diri
supaya wanita menarik perhatian pada si lelaki tampan itu. Apalagi mengingat
populasi wanita yang tidak sebanding dengan kaum laki laki yang jauh lebih
sedikit.
Anak kecil menangis sangat keras.
Dia meminta sesuatu pada orang tuanya. Tapi permintaannya tiada kunjung
dikabulkan. Maka dia menangis keras. Tangisnya itu suatu bentuk menarik
perhatian orang tua untuk setidaknya menuruti keinginannya. Dengan menangis, maka
mau tidak mau orang harus menuruti permintaan si anak. Karena tangis itu
menganggu ketentraman tetangga. Itu semacam penawaran dan penawaran.
Tahukah Anda, banyak sekali orang
membuat hal kontroversial hanya disebabkan dirinya ingin terkenal, ingin eksis
di mata banyak orang. Mereka mencari sensasi sensasi supaya rasa diri mereka
selama hidup dikenal oleh banyak orang terpenuhi. Karena sejatinya sangat tidak
enak menjadi pribadi biasa biasa saja. Lha wong selagi hidup Cuma sekali, maka
terkenal menjadi harga mati. Eksis pun menjadi nilai mati. Cerdas kalau tidak
ada yang mengenal, percuma. Banyak gelar kalau tidak terkenal, percuma. Kaya
raya kalau tidak terkenal, hanya rasa hambar yang dirasakan. Anda perlu bukti ?
Sebelum itu, saya bahas yang kontroversial
tadi. Ketika tiada punya kelebihan, maka hal kontroversial akan dilakukan
supaya menarik jutaan orang untuk terfokus padanya. Baru baru ini heboh manusia
bisa bertelur. Dan diungkap fakta hal itu pembohongan belaka karena dia ingin
dikenal oleh banyak orang. Baru baru ini heboh anak datang dari masa depan. Dan
semua ucapannya bohong belaka, karena sang anak hanya cari sensasi. Dan masih
banyak lain. Bahkan saya membaca buku mengapa dulu Mirza Ghulam Ahmad
mengemborkan Ahmadiyah. Pada dasarnya semasa dulu, terkenal menjadi idaman
banyak orang. Untuk itu, dia membuat hal kontroversial supaya dia terkenal,
supaya dia eksis, supaya dia menjadi dikenang walaupun dia sudah meninggal. Dan
memang benar, dia masih eksis sampai sekarang. Tapi hal itu sangat beresiko,
karena taruhannya neraka.
Lalu masihkah Anda ingin menjadi
biasa biasa saja ? Maka Anda tidak memiliki sisi penawaran diri. Diri Anda saja
tidak menarik di mata Anda, apalagi di mata orang lain.
Maka pertama buat diri
Anda semenarik mungkin di mata, bahwa Anda itu tangguh, bahwa Anda itu punya
nilai lebih di banding orang lain, bahwa Anda diciptakan bukan sekadar makan,
minum, seperti orang lain. Karena Anda pasti punya nilai tambah di banding
orang lain. Eksiskan diri Anda.
Lalu Apa hukumnya mencari sensasi di
mata banyak orang ?
Bolehkah beramal secara terang
terang ?
Beramal boleh secara sembunyi
sembunyi, maupun terang terang. Bahkan terkadang ada kondisi tersendiri kita
wajib beramal secara terang terang. Lho kok bisa ?
Dakwah harus terang terang. Jika
dakwah butuh Anda untuk berbicara di hadapan orang, maka Anda harus terang
terangan. Bukan berarti menganggap diri waling wah, tapi memang Anda punya
kapabilitas itu. Maka lakukan.
Bahkan terkadang siaran televise pun
meminta. Hal itu bukan untuk niat cari sensasi. Ada mashlahat sangat banyak
ketika bergabung di televise. Di antaranya satu kali action, jutaan pasang mata
melihatnya.
Jadi sangat tidak bijak kita
merendahkan ustadz ustadz yang tampil di televisi, yang mana kita merasa di
antara mereka hanya sekadar cari sensasi atau materi belaka. Ingat, mereka
punya kelebihan yang sangat bermanfaat, yang mana sekali dia berbicara, mana
jutaan orang melihatnya. Niat memang dilarang ujub, tapi terkadang suatu
keadaan memaksa diri kita untuk beramal secara terang terangan.
Nalis
Gambar : Syahrini ( Ratu eksis )
No comments:
Post a Comment