Menurut kebanyakan orang definisi
kaya adalah punya banyak uang, punya banyak rumah mewah, punya banyak mobil
mewah, intinya punya banyak asset berharga. Tapi menurut milyader terkaya yaitu
Kiyosaki bukan seperti itu. Definisi di atas tidak berlaku jikalau pelaku di
lilit hutang, tidak punya waktu, setiap hari banting tulang oleh kekayaannya
sendiri sehingga kekayaannya memperbudaknya, bukan menjadi tuan dari hartanya.
Malah dia menjadi budak dari harta.
Kaya menurut Kiyosaki adalah yang
mana harta Anda selalu jauh lebih besar dari gaya hidup. Itulah definisi kaya
yang sesungguhnya. Anda beli apa pun, uang Anda masih banyak. Anda mau pergi ke
mana pun, Anda masih punya banyak uang. Bahkan, Anda tidak bekerja pun, Anda
tetap kaya. Karena Anda punya banyak karyawan dan asset yang bekerja untuk
Anda. Jadi mereka yang bekerja, bukan Anda. Anda berlibur bersama istri, anak,
dan saudara ke mana pun, Anda tetap berpenghasilan melimpah. Uang menjadi budak
Anda, bukan sebaliknya. Jadi orang punya banyak uang tapi tidak punya waktu apa
pun bahkan untuk beribadah, sesungguhnya belum kaya sepenuhnya. Karena kekayaan
adalah kebebasan. Bukan pertikaian eksis, itu mental pegawai. Bukan perebutan
warisan, itu bukan mental orang elit.
Jika Kaya Tanpa Menjadi Berilmu
Mungkin sebagian dari Anda menemukan
orang seperti itu. Atau bahkan Anda sendiri pelakunya. Sesungguhnya berilmu
merupakan pembeda antara seorang dengan seorang lain di mata Tuhan. Seorang
berilmu juga menjadi penerang cahaya untuk banyak orang. Jadi, alangkah tidak
bijak jikalau hanya mengejar uang tanpa mengindahkan ilmu ilmu.
Kaya tapi tidak berilmu bisa jadi
menjadi rasa hormat banyak orang. Nilai strata Anda naik sekian lipat di mata
orang. Tapi ingatlah, kelak Anda meninggalkan semua itu sedang Anda akan
dipertanggungjawabkan. Anda ditanya mengapalah kamu salah beribadah ?
Mengapalah kamu tidak bisa membaca Al Quran ? Mengapalah kamu membiarkan orang
orang di dekatmu tidak bisa membaca Al Quran ?
Lantas, kita bilang begini,” Saya
tidak punya waktu belajar, karena saya sibuk cari uang.”
Maka alasan Anda tidak bisa
diterima.
Jika Berilmu Tanpa Kaya
Berilmu juga menaikkan strata Anda
di mata orang. Jikalau Anda berilmu tapi tidak mengindahkan dunia, hal itu
malapeta bagi Anda dan keluarga Anda. Karena mereka harus dihidupi, mereka
harus dinafkahi. Alangkah celaka jikalau Anda tidak berani mengambil langkah
maju sedang dirinya dalam kondisi mereka.
Misal begini,
“ Waduh, aku kan ulama terkenal.
Gajiku di madrasah tidak seberapa. Aku juga belum berkecukupan. Rumah masih
milik orang. Makan juga belum semau keluarga. Iya sih. Tapi kalau aku
berjualan, apa kata orang nanti ? Aku itu ulama, masak jualan sandal ? Lebih
baik kelaparan daripada gitu ?”
Bagaimana perasaan Anda ?
Memang terkadang mencari kehormatan
di mata orang itu sia sia. Karena betapa pun Anda cari, jikalau Anda fenomenal,
akan ada orang yang kurang berlapang dada pada Anda lalu menjatuhkan Anda.
Cara Kaya Cepat Tapi Beresiko
Setiap pemilihan umum, semua caleg
berlomba lomba untuk menang. Modal besar dikeluarkan. Bukan hanya, mereka
mengerahkan seluruh tenaga, beaya, dan waktu untuk menang. Hal itu didasari
mengingat banyak sekali modal yang dikeluarkan. Untuk itu, menang menjadi harga
mati.
Mulai dari daerah pelosok
dikunjungi. Menyantuni orang orang miskin. Memberi sumbangan mereka. Betapa
luar biasa banyak modal uang dan waktu.
Sebagian dari mereka bermimpi
jikalau menjadi, maka dia akan punya strata lebih baik dan kaya dalam waktu
cepat. Menjadi pejabat mana pun pasti kaya raya. Bukan hanya itu, mereka akan
difasilitas penuh dengan kemewahan nyata. Rumah dan mobil mewah menjadi nyata
di depan mata.
Jikalau ada orang seperti kok yang
didapatinya gaji standart, maka kemungkinan korupsi akan besar terjadi. Karena
sejak awal dia sudah berniat untuk kaya raya. Dan akan pasti korupsi lagi
jikalau pikirannya “ Yang penting balik modal nyalon.” Mengingat gaji standart
yang diterima.
Ya benar dia bisa menjadi kaya
dengan cara menjadi wakil rakyat, menjadi pemimpin daerah, menjadi kepala suatu
hukum.
Tapi jikalau niatnya ingin kaya,
maka hal itu sangat beresiko tinggi, sangat tinggi.
Mengapa ?
Karena dia harus mempertaruhkan
akhirat demi kekayaan. Ini sangat beresiko. Dia akan dimintai
pertanggungjawaban sangat berat. Dipikul beban beban berton ton di punggungnya.
Karena amanah kepemimpinan bukan perkara dunia urusannya, tapi akhirat.
Lalu apa yang harus dilakukan ?
Jikalau Anda ingin kaya raya cepat
dengan cara menjadi pemimpin atau wakil rakyat ? Sebaiknya Anda hindari. Karena
Anda mengindahkan orang yang lebih kompeten sedang Anda tidak punya kapabilitas
dalam bidang itu. Resikonya pun berat, karena Anda meninggal membawa beban
teramat berat.
Jikalau Anda punya kapabilitas dan
mampu, maka Anda wajib ikut. Karena Anda termasuk nanti akan melawan
kemungkaran di bawah kapabilitas Anda yang memang kredibel dan terpecaya.
Solusi Kaya Raya Terbaik ?
Sejak dulu Islam telah memberi
solusi nyata bagaimana kita bisa menjadi hartawan. Cara terbaik adalah
bisnis/berjualan. Cara ini sudah diajarkan Rasulullah berabad abad yang lalu.
Resikonya tidak seberat dambaan orang yang menjadi wakil rakyat atau pejabat
Negara. Cara ini ampuh dengan bukti hamper semua milyader baik muslim maupun
non muslim berprofesi sebagai pengusaha.
Inti
Tidak perlu dianggap indah di mata
semua orang. Sikapilah biasa saja. Dan pada diri Anda harus mengakui kelebihan
dan kekurangan diri ( tidak untuk orang lain ), bahwa saya bisa A saya tidak
bisa B.
Jadi kaya raya cepat maka saya harus
melakukan A. Menghindari kemungkaran dan menyelamatkan banyak orang saya harus
ikut ke B.
Anda yang lebih tau diri Anda.
Nalis
No comments:
Post a Comment