Permasalahan ini tiada kunjung usai
dari masa ke masa. Dari zaman nabi Adam sudah muncul permasalahan ini.
Selanjutnya turun temurun permasalahan selalu muncul, menjadi boomerang
tersendiri bagi lingkungan yang mengalaminya. Permasalahan ini menjadi petaka
bagi orang lain. Karena permasalahan ini sangat menimbulkan kemalangan nyata
bagi orang lain. Untuk itu, langit sangat mengutuk pelaku, sampai sampai
diancam pedih siksa di hari pembalasan kelak. Hal ini disebabkan dahsyatnya
pengaruh permasalahan ini.
Anak nabi Adam membunuh saudara
sendiri karena alasan perasaannya. Jauh setelah itu, baginda Yusuf menjadi
pusat kedengkian, nabi Muhammad. Bahkan istri Rasulullah pernah dituduh
berzina. Hal itu semacam persengkongkolan yang mana ada alasan tersendiri di balik
perbuatan terkutuk yang sangat merugikan orang lain. Alasan itu sangat tidak
masuk akal dilakukannya. Karena objek yang menjadi sasaran sama sekali tidak
punya pertikaian dengan mereka, apalagi merugikan mereka. Bahkan kenal mungkin
belum. Tapi sedemikian dahsyat syetan menggoda mereka sehingga hilang seolah
sifat kemanusiaan diri mereka yang hakiki.
Anda sudah tahu permasalahan klasik
yang saya maksud ?
Lalu apa motif penyebab di balik
timbul permasalahan itu ?
1.
Kalah
segalanya.
Rupa kalah.
Harta kalah. Jabatan kalah. Kecintaan orang kalah. Pamor pun kalah. Lantas
seolah tiada sedikit pun kebanggan pada dirinya. Untuk itu, jikalau mereka
melihat orang punya banyak kelebihan, seolah menguap bara api mereka, melihat
saja sudah membuat emosi.
Padahal serupa,
misalnya seorang guru melihat muridnya yang sangat nakal. Biasanya guru akan
juga segan ketika murid itu punya kelebihan. Meskipun bodoh, kalau murid itu
ganteng, maka guru akan segan. Meskipun bodoh, kalau murid anak pejabat, maka
guru akan segan. Nah, kalau sudah bodoh, jelek, lantas apa yang dibanggakan
oleh sang guru. Ini normal dia sangat membencinya.
Lantas orang
orang dengan motif di atas sangat tidak wajar. Maka saya bilang sangat aneh
aneh orang seperti itu.
Ada orang
bilang,” Banci paling benci orang ganteng.”
Saya tidak tahu
persis alasannya. Seolah dia melihat orang ganteng bagai bara api yang membara,
pinginnya menindas. Saya berargumen bahwa dirinya sudah berubah kelakian mereka
dengan mengubah alat vital, sehingga ketika melihat orang yang dulu satu
kelamian dengannya yang ganteng, maka perasaan dengki muncul. Karena dia merasa
tidak ingin ada itu sedangkan dirinya dalam kemalangan nyata, apalagi di tengah
cacian banyak orang yang menghina statusnya.
2.
Posisi
subjek yang berada dalam kemalangan.
Bayangkan Anda
memenangkan undian 1 milyar, lalu teriak di jalan jalan sekitar lokasi rumah
Anda. Sedangkan tetangga tetangga Anda berada dalam kemalangan nyata, seperti
terlilit hutang, usaha yang gulung tikar, atau permasalahan lain.
Bagaimana
perasaan tetangga tetangga Anda ?
Anda pasti tau
jawabannya.
Sesungguhnya
setiap insan dianugerahi keistimewaan, tapi bisa jadi itu tidak serupa atau
tidak sama. Untuk itu, alangkah indah diri kita menghargai keistimewaan saudara
saudara. Karena ada jatah diri kita tersendiri yang tidak dimiliki oleh mereka.
Pasti ada, hanya saja sebagian dari kita belum menemukan.
Sebenarnya apa
yang kita harapkan dari usaha kita menjatuhkan saudara ? Ini pertanyaan klasik
yang jarang ditanyakan. Padahal efeknya sangat dahsyat.
Mari terus
ikuti.
Apa motif kita
mendengki ? Sebenarnya untuk apa sih ? Apa untungnya buat kita ? Lalu andai
kita berhasi, kita langsung masuk surga ? Rezeki melimpah turun dari langit.
Atau bahkan menggantikan posisi dirinya menjadi terkenal, popular, dicintai
banyak orang. Atau bahkan menjadikan diri berubah wajah, yang mana mulanya
standart menjadi rupawan ? Begitukah ?
Atau mungkin
kita ingin dia tidak bisa membeli makanan. Tidak bisa makan lalu mati sekarat
kelaparan. Begitu sikap kita ? Begitukah tujuan kita menjatuhkannya ? Atau mungkin
kita ingin dia menjadi gelandangan di jalanan, tidur di kolong jembatan ?
Itukah tujuan hakiki kita menjatuhkannya ?
Tidak maukah
diri kita melihatnya sehat dengan makanan pilihan ? Hidup di bawah naungan
papan yang melindungi diri dari sengatan matahari dan dingin hujan ? Tidak mau
melihat dia naik kendaraan, lalu ingin dia ingin jalan kaki berkilometer
sehingga kakinya bengkak. Begitukah harapan kita menjatuhkannya ?
Jawab dengan
jujur.
Dengan bertanya
Tanya seperti itu, ternyata kita tahu bahwa kita mempunyai perasaan sebagai
seorang manusia. Seorang manusia yang memang mempunya perasaan dari sisi
kemanusiaan, bukan hewan maupun iblis yang jauh lebih hina dari diri kita yang
hakiki.
Ternyata kita
manusia yang berperasaan.
Ingatlah kata
saya. Bahagia Bersama lebih indah dibanding sendirian. Masuk surga bersama
lebih enak di banding sendirian. Bayangkan, di surga nanti dipenuhi orang orang
yang Anda kenal, teman teman masa kecil, seperjuangan, tetangga Anda. Mereka
tau betul seluk betul Anda. Anda dan mereka melanjutkan hidup di dunia dengan
perubahaan super dahsyat.
Dan itu jauh
lebih adil di banding Anda harus berkenalan dengan orang orang baru, bahkan di
sana sendirian.
Akan beda.
No comments:
Post a Comment