Monday, January 5, 2015

Logika Saling Menguntungkan


 
Permasalahan ini tiada kunjung usai dari masa ke masa. Dari zaman nabi Adam sudah muncul permasalahan ini. Selanjutnya turun temurun permasalahan selalu muncul, menjadi boomerang tersendiri bagi lingkungan yang mengalaminya. Permasalahan ini menjadi petaka bagi orang lain. Karena permasalahan ini sangat menimbulkan kemalangan nyata bagi orang lain. Untuk itu, langit sangat mengutuk pelaku, sampai sampai diancam pedih siksa di hari pembalasan kelak. Hal ini disebabkan dahsyatnya pengaruh permasalahan ini. 

Anak nabi Adam membunuh saudara sendiri karena alasan perasaannya. Jauh setelah itu, baginda Yusuf menjadi pusat kedengkian, nabi Muhammad. Bahkan istri Rasulullah pernah dituduh berzina. Hal itu semacam persengkongkolan yang mana ada alasan tersendiri di balik perbuatan terkutuk yang sangat merugikan orang lain. Alasan itu sangat tidak masuk akal dilakukannya. Karena objek yang menjadi sasaran sama sekali tidak punya pertikaian dengan mereka, apalagi merugikan mereka. Bahkan kenal mungkin belum. Tapi sedemikian dahsyat syetan menggoda mereka sehingga hilang seolah sifat kemanusiaan diri mereka yang hakiki.


Anda sudah tahu permasalahan klasik yang saya maksud ?

Lalu apa motif penyebab di balik timbul permasalahan itu ?
1.     Kalah segalanya.

Rupa kalah. Harta kalah. Jabatan kalah. Kecintaan orang kalah. Pamor pun kalah. Lantas seolah tiada sedikit pun kebanggan pada dirinya. Untuk itu, jikalau mereka melihat orang punya banyak kelebihan, seolah menguap bara api mereka, melihat saja sudah membuat emosi.

Padahal serupa, misalnya seorang guru melihat muridnya yang sangat nakal. Biasanya guru akan juga segan ketika murid itu punya kelebihan. Meskipun bodoh, kalau murid itu ganteng, maka guru akan segan. Meskipun bodoh, kalau murid anak pejabat, maka guru akan segan. Nah, kalau sudah bodoh, jelek, lantas apa yang dibanggakan oleh sang guru. Ini normal dia sangat membencinya.

Lantas orang orang dengan motif di atas sangat tidak wajar. Maka saya bilang sangat aneh aneh orang seperti itu.
Ada orang bilang,” Banci paling benci orang ganteng.”

Saya tidak tahu persis alasannya. Seolah dia melihat orang ganteng bagai bara api yang membara, pinginnya menindas. Saya berargumen bahwa dirinya sudah berubah kelakian mereka dengan mengubah alat vital, sehingga ketika melihat orang yang dulu satu kelamian dengannya yang ganteng, maka perasaan dengki muncul. Karena dia merasa tidak ingin ada itu sedangkan dirinya dalam kemalangan nyata, apalagi di tengah cacian banyak orang yang menghina statusnya.

2.     Posisi subjek yang berada dalam kemalangan.

Bayangkan Anda memenangkan undian 1 milyar, lalu teriak di jalan jalan sekitar lokasi rumah Anda. Sedangkan tetangga tetangga Anda berada dalam kemalangan nyata, seperti terlilit hutang, usaha yang gulung tikar, atau permasalahan lain.

Bagaimana perasaan tetangga tetangga Anda ?

Anda pasti tau jawabannya.

Sesungguhnya setiap insan dianugerahi keistimewaan, tapi bisa jadi itu tidak serupa atau tidak sama. Untuk itu, alangkah indah diri kita menghargai keistimewaan saudara saudara. Karena ada jatah diri kita tersendiri yang tidak dimiliki oleh mereka. Pasti ada, hanya saja sebagian dari kita belum menemukan.

Sebenarnya apa yang kita harapkan dari usaha kita menjatuhkan saudara ? Ini pertanyaan klasik yang jarang ditanyakan. Padahal efeknya sangat dahsyat.

Mari terus ikuti.

Apa motif kita mendengki ? Sebenarnya untuk apa sih ? Apa untungnya buat kita ? Lalu andai kita berhasi, kita langsung masuk surga ? Rezeki melimpah turun dari langit. Atau bahkan menggantikan posisi dirinya menjadi terkenal, popular, dicintai banyak orang. Atau bahkan menjadikan diri berubah wajah, yang mana mulanya standart menjadi rupawan ? Begitukah ?

Atau mungkin kita ingin dia tidak bisa membeli makanan. Tidak bisa makan lalu mati sekarat kelaparan. Begitu sikap kita ? Begitukah tujuan kita menjatuhkannya ? Atau mungkin kita ingin dia menjadi gelandangan di jalanan, tidur di kolong jembatan ? Itukah tujuan hakiki kita menjatuhkannya ?

Tidak maukah diri kita melihatnya sehat dengan makanan pilihan ? Hidup di bawah naungan papan yang melindungi diri dari sengatan matahari dan dingin hujan ? Tidak mau melihat dia naik kendaraan, lalu ingin dia ingin jalan kaki berkilometer sehingga kakinya bengkak. Begitukah harapan kita menjatuhkannya ?

Jawab dengan jujur.

Dengan bertanya Tanya seperti itu, ternyata kita tahu bahwa kita mempunyai perasaan sebagai seorang manusia. Seorang manusia yang memang mempunya perasaan dari sisi kemanusiaan, bukan hewan maupun iblis yang jauh lebih hina dari diri kita yang hakiki.

Ternyata kita manusia yang berperasaan.

Ingatlah kata saya. Bahagia Bersama lebih indah dibanding sendirian. Masuk surga bersama lebih enak di banding sendirian. Bayangkan, di surga nanti dipenuhi orang orang yang Anda kenal, teman teman masa kecil, seperjuangan, tetangga Anda. Mereka tau betul seluk betul Anda. Anda dan mereka melanjutkan hidup di dunia dengan perubahaan super dahsyat.

Dan itu jauh lebih adil di banding Anda harus berkenalan dengan orang orang baru, bahkan di sana sendirian.

Akan beda.

No comments:

Post a Comment