Tuesday, January 6, 2015

Hukum Eksis



Eksis berasal dari Bahasa Inggris dari kata “ exist ” yang artinya “ ada “. Eksis sudah menjadi bahas Indonesia, mengalami pemasukan Bahasa asing, yang kemudian digunakan sebagai Bahasa resmi, bahkan Bahasa pergaulan. 

Banyak anak muda ketika temannya memajang foto sendiri terus menerus
“ Eksis banget sih.”

Sejatinya setiap insan cenderung memiliki rasa perhatian yang sangat besar. Apa pun itu, pasti ada. Kalau Anda bilang ada seorang insan tidak ada rasa penawaran diri pada lainnya, maka Anda bohong. Fakta fakta paling kecil pun menunjukkan manusia punya rasa penawaran diri, entah dilakukan dengan cara apa pun, sekali pun hanya cari sensasi dengan cara cara kontroversial, sehingga membuat orang orang terfokus padanya.


Aplikasi paling sederhana, seorang murid yang cenderung kurang diperhatikan gurunya mencari perhatian pada gurunya. Terkadang dengan cara cara kontroversial supaya gurunya menfokuskan diri pada murid itu, semisal dia tidak masuk memasukkan baju seragam, membuat rambutnya gaya gaya an, atau mungkin tidak melaksanakan tugas. 

Seorang wanita menarik perhatian pada lelaki tampan. Dia lakukan segala cara untuk menarik perhatian. Entah itu dengan menunjukkan wajah luar biasa tebal make up, bahkan membuka jilbabnya dengan menunjukkan rambutnya yang hitam panjang. Hal itu semacam penawaran diri supaya wanita menarik perhatian pada si lelaki tampan itu. Apalagi mengingat populasi wanita yang tidak sebanding dengan kaum laki laki yang jauh lebih sedikit.

Anak kecil menangis sangat keras. Dia meminta sesuatu pada orang tuanya. Tapi permintaannya tiada kunjung dikabulkan. Maka dia menangis keras. Tangisnya itu suatu bentuk menarik perhatian orang tua untuk setidaknya menuruti keinginannya. Dengan menangis, maka mau tidak mau orang harus menuruti permintaan si anak. Karena tangis itu menganggu ketentraman tetangga. Itu semacam penawaran dan penawaran.

Tahukah Anda, banyak sekali orang membuat hal kontroversial hanya disebabkan dirinya ingin terkenal, ingin eksis di mata banyak orang. Mereka mencari sensasi sensasi supaya rasa diri mereka selama hidup dikenal oleh banyak orang terpenuhi. Karena sejatinya sangat tidak enak menjadi pribadi biasa biasa saja. Lha wong selagi hidup Cuma sekali, maka terkenal menjadi harga mati. Eksis pun menjadi nilai mati. Cerdas kalau tidak ada yang mengenal, percuma. Banyak gelar kalau tidak terkenal, percuma. Kaya raya kalau tidak terkenal, hanya rasa hambar yang dirasakan. Anda perlu bukti ? 

Sebelum itu, saya bahas yang kontroversial tadi. Ketika tiada punya kelebihan, maka hal kontroversial akan dilakukan supaya menarik jutaan orang untuk terfokus padanya. Baru baru ini heboh manusia bisa bertelur. Dan diungkap fakta hal itu pembohongan belaka karena dia ingin dikenal oleh banyak orang. Baru baru ini heboh anak datang dari masa depan. Dan semua ucapannya bohong belaka, karena sang anak hanya cari sensasi. Dan masih banyak lain. Bahkan saya membaca buku mengapa dulu Mirza Ghulam Ahmad mengemborkan Ahmadiyah. Pada dasarnya semasa dulu, terkenal menjadi idaman banyak orang. Untuk itu, dia membuat hal kontroversial supaya dia terkenal, supaya dia eksis, supaya dia menjadi dikenang walaupun dia sudah meninggal. Dan memang benar, dia masih eksis sampai sekarang. Tapi hal itu sangat beresiko, karena taruhannya neraka.
Lalu masihkah Anda ingin menjadi biasa biasa saja ? Maka Anda tidak memiliki sisi penawaran diri. Diri Anda saja tidak menarik di mata Anda, apalagi di mata orang lain. 

Maka pertama buat diri Anda semenarik mungkin di mata, bahwa Anda itu tangguh, bahwa Anda itu punya nilai lebih di banding orang lain, bahwa Anda diciptakan bukan sekadar makan, minum, seperti orang lain. Karena Anda pasti punya nilai tambah di banding orang lain. Eksiskan diri Anda.

Lalu Apa hukumnya mencari sensasi di mata banyak orang ?

Bolehkah beramal secara terang terang ?
Beramal boleh secara sembunyi sembunyi, maupun terang terang. Bahkan terkadang ada kondisi tersendiri kita wajib beramal secara terang terang. Lho kok bisa ?
Dakwah harus terang terang. Jika dakwah butuh Anda untuk berbicara di hadapan orang, maka Anda harus terang terangan. Bukan berarti menganggap diri waling wah, tapi memang Anda punya kapabilitas itu. Maka lakukan.

Bahkan terkadang siaran televise pun meminta. Hal itu bukan untuk niat cari sensasi. Ada mashlahat sangat banyak ketika bergabung di televise. Di antaranya satu kali action, jutaan pasang mata melihatnya.

Jadi sangat tidak bijak kita merendahkan ustadz ustadz yang tampil di televisi, yang mana kita merasa di antara mereka hanya sekadar cari sensasi atau materi belaka. Ingat, mereka punya kelebihan yang sangat bermanfaat, yang mana sekali dia berbicara, mana jutaan orang melihatnya. Niat memang dilarang ujub, tapi terkadang suatu keadaan memaksa diri kita untuk beramal secara terang terangan.

Nalis


Gambar : Syahrini ( Ratu eksis )

No comments:

Post a Comment