Thursday, January 22, 2015

Bagaimana Menjual Celana Dalam Bekas, Kotor, Robek, Berbau, Lusuh, Dipakai Bertahun Tahun Dengan Harga 1 Juta Orang Orang Berebutan Membelinya Bahkan Menangis Disebabkan Tidak Kebagian




Masih ingatkah Anda tentang artikel beberapa hari yang lalu berjudul kualitas bukan lagi nomor satu. Jika Anda sudah membaca, maka Anda tidak akan heran dengan judul di atas. Karena aturan pertama suatu produk laris atau tidak bukan pada kualitas produk, bukan pada prestasi produk, atau pun keindahan fisik produk. Semua itu penting. Tapi tanpa hal ini semua akan sia sia. Apa itu ?

Yaitu komunikasi. Marketing bukan hanya sekadar komunikasi. Marketing lebih dari sekadar komunikasi, yaitu ilmu cara mengikat konsumen supaya mau membeli barang dengan teknik seindah mungkin, bukan perdukunan. Kalau perdukunan dilakukan oleh orang pengecut yang tidak mau berusaha mencari ilmu ilmu, analoginya seperti koruptor yang mau cari kaya instan dengan cara terlaknat, padahal ada banyak sekali cara diridhoi langit yang instan menjadikan mereka kaya. Lho, kok instan ?


Tekhnik komunikasi itu vital, bukan hanya penting. Sejatinya semuanya berhubungan dengan marketing, bukan hanya jualan. Karyawan, pemuda, bahkan anak kecil pun selalu melakukan marketing, hanya saja tidak mereka sadari bahwa mereka melakukan hal bernama marketing. Karyawan dalam aplikasi memarketingkan dirinya untuk indah di hadapan pimpinan, supaya naik pangkat, supaya naik gaji. Dia bangun lebih pagi lalu pergi ke tempat kerja sebelum semuanya muncul. Bukan hanya itu, dia bekerja paling rajin supaya cepat ditempatkan ke level tinggi dan ditambah kenaikan gaji. Itu juga marketing.

Pemuda menarik lawan jenis. Dia menata diri semenarik mungkin, rambut mirip artis terkenal. Muka di make up. Bahkan bibirnya dilipstik. Dia memakai pakaian impor super mahal. Bukan hanya itu, dia memakai kendaraan mewah demi lawan jenis. Itu juga marketing.

Bahkan anak kecil pun marketing. Dia mencari perhatian orang tua dengan meminta keinginannya. Dia cari cara supaya orang tua memberinya mainan. Bermula dengan menangis. Setelah berhasil, kedua kalinya gagal. Dia menangis sambil guling guling. Dan seterusnya. Itu juga marketing.

Sekali lagi kualitas apa pun Anda saat ini, sadar wahai saudaraku. Jikalau marketing Anda lengah, hal itu tidak membuat kemajuan nyata. Contohnya, sekolah saya dulu juara porseni bebera kali, juga berlabel negeri, dan berdiri lama sekali. hari ini tidak lagi eksis. Kurang apa prestasi ? Bukan saya menakuti, jikalau Anda tiada pandai marketing, kualitas pun sia sia, maaf. 

Sekali lagi bukan kualitas factor utama penentu kesuksesan sesuatu. Bahkan Anda bisa menjadikan sampah bahkan kotoran yang orang tidak mau melihatnya menjadi kesuksesan nyata. Jika Anda bisa marketing, Anda bisa sukses dengan berjualan roti rasa kardus, dan akan jauh lebih laris dibanding roti terenak jikalau mereka tidak tau marketing.

Anda perlu bukti bahwa barang jelek pun bisa sukses besar dengan marketing ?
Saya beritahu caranya. Ini adalah salah satu caranya, tidak semuanya. Akan saya bagi di lain kesempatan pada artikel tentang cara menjual gila beromzet tinggi. Tapi ini hanya satu cara dari sekian banyak, sesuai judul di atas.

Kisah Nyata

Suatu hari seorang pembicara membawakan acara talkshow. Dan audiens adalah penggila sinetron. Sang pembawa acara itu menawarkan celana dalam busuk dalam genggaman tangannya. Dia menawarkan celana dalam dengan harga mahal, saya kurang tau intinya mahal. Anggaplah satu juta ya. Celana dalam itu jelek, kumuh, dan kendor.
Lalu di layar besar di belakang dipamerkan video artis terkenal menggenggam yang mana menjadi idola seluruh public, termasuk penonton di situ. 

Di situ artis berkata bahwa celana dalam itu adalah benda paling disayang, dipakai untuk main sinteron selalu. Jadi di balik aktingnya yang dahsyat dia selalu memakai celana itu. Bahkan dia berkata celana itu seolah nyawa kedua, karena menjaga alat vital dari ketidaknyamanan. Hanya saudara sekandung yang boleh memakainya. Makanya, yang memakai celana itu sudah dianggap sebagai saudara kandungnya. Kalau lebih tua, artis itu akan memanggilnya kakak. Kalau lebih muda, artis itu akan memanggilnya adik. Celana dalam itu bukan main main, karena milik orang terindah yang pernah dilihat sekaligus artis terkenal seluruh jagad.

Akhirnya semua berebutan membelinya. Karena sudah dijatah, mereka menawarkan jauh lebih besar dari harga yang ditawarkan. Apa daya sudah diambil orang. Mereka pun menangis karena tidak ada dua celana dalam itu.

Oleh karena itu, sesederhana apa pun milik Anda, hal itu bukan suatu yang perlu dirisaukan. Ingat, Anda bisa menjual roti rasa kardus sekali pun. Bahkan lebih laris dari roti terenak yang pernah ada. Dengan satu syarat, cara marketing Anda yang memikat hati.

Maukah diri Anda saya marketingkan ? Bercanda hehehe …


No comments:

Post a Comment