Thursday, December 4, 2014

Pelajari Agama Islam



Sejatinya perasaan masing masing itu diisi semacam “ penawaran diri “. Secara psikologi, hal itu bersifat alami. Bahwa hal itu menjadi esensi dari hubungan social, yang mana manusia termasuk makhluk social. Dalam menjalin hubungan, sebisa mungkin diri mereka ada ( eksis ) di sisi pergaulan. Untuk itu otak menjadi sumber imajinasi berbagai cara supaya diri raga itu “ laku” di mata sosial mereka. 

Apalagi usia usia matang menjelang dewasa. Pikiran mereka cenderung memberitahukan kepada dunia bahwa mereka ada, mereka mengikuti arus, mereka berhasil mengimbangi pergantian demi pergantian selera, walaupun itu membuang banyak uang dan tenaga. Intinya, setiap manusia ada rasa “ penawaran diri “ bahwa mereka layak, mereka lebih baik, dan mereka “ laku” di pasaran. 

Sekarang saya Tanya untuk apa Anda membuat akun facebook ? Sebagian menjawab untuk memperbanyak teman, bahkan sebagian lain ingin berdakwah. Oke, saya terima. Tapi apakah Anda menolak kalimat ini, bahwa dalam batin Anda yang paling dalam, sesungguhnya ada semacam rasa “ penawaran diri “ Anda. 

Takut dianggap tidak gaul. Takut ketinggalan zaman oleh diri bahkan orang lain. Takut segala macam ketakutan yang sesungguhnya dibuat oleh diri Anda. Penawaran diri ini tidak mungkin berlantun dari ucapan orang, pada 100% jiwa orang itu meyakini. Ingat, mulut memang bisa bohong, tapi hati tidak bisa. Jadi di akhirat nanti yang diadili itu mulut, tidak hati. Karena hati itu jujur, dan tidak perlu diadili. 


Materi Islam dalam pandangan kebanyakan murid menjadi semacam sepele, bahkan bagi pengajar dan kepala pendidikan. Dan menganggap materi hitung maupun alam dan social menjadi bahan utama. Hal itu terjadi seperti yang saya jelaskan di atas. Tabiat “ penawaran diri “ bahwa saya mengikuti orang orang karena mereka standart mengikuti perkembangan zaman sudah mewabah. Lewat media maupun lembaga itu sendiri sudah dicuci habis, bahwa hanyalah pandai dan cerdas selain agama membuat mereka “ eksis “ dan diakui oleh banyak orang.

Menjadi ahli mesin lebih disukai. Sedang ahli agama itu urusan tidak standart di mata orang. Di lembaga pesantren pun, sang murid kadang menyepelekan. Lembaga itu berusaha keras menang melawan sekuler tanpa mengindahkan materi agama. Memang menang, akibatnya ketika orang bicara,” bagaimana kualitas agama di pesantren itu ?” Dengan jujur orang pun bilang,” Kurang bagus.” Maka seketika orang pun menolak. Hal itu disebabkan karena lembaga keluar dari tabiat sebenarnya, dan memilih tabiat dari orang lain yang sejatinya bukan tabiat diri, bahkan melemahkan jikalau tabiat hakiki tidak diindahkan. 

Jikalau Bumi Dan Segalanya Ini Hancur, Tapi masih ada kalimat Allah tegak. Itu Lebih Baik Dari Kejayaan Bumi Tanpa Kalimat Allah Di Dalamnya.

Apa maksudnya ?

Mungkin Ansa tercengang mendengar sub judul di atas. Tapi saya sama sekali tidak berbohong. Andai bumi ini hancur oleh bom, oleh bencana alam, oleh kesalahan manusia, tapi kalimat Allah masih tegak, maka itu lebih baik dari pada bumi ini jaya tapi tidak berdiri kalimat Allah, bahkan kesyirikan merajalela.

Apa maksud kalimat Allah ?

Masih ada ajaran langit tegak di Bumi, Masih ditegakkan oleh orang orang beriman. Mereka masih mengumandangkan takbir dan dakwah di tengah kemalangan maupun keceriaan. 

Andai tekhnologi musnah, internet musnah, dan ekonomi bangkrut, dan materi lain musnah bersama para ilmuwannya, dan tersisa hamparan pasir saja di muka bumi ini, jika kalimat Allah masih tegak, maka itu lebih baik.
 
Materi Islam Lebih Lama Dipelajari

Lebih sulit mana Bahasa Inggris atau Bahasa Arab ? 

Pasti semua menjawab Bahasa Arab. Bagi orang cerdas yang menganggap keduanya mudah. Baik, saya setuju. Tapi Bahasa Arab perlu waktu lebih lama untuk sepenuhnya menguasainya. Anda setuju ? 

Bahasa Arab selain tahu makhraj, juga tata Bahasa yang super lama dipelajari. Anda harus menelusuri dasar menuju ke dalam dan ke dalam lagi untuk mampu. Maka, orang barat cenderung sangat lama menguasai Bahasa Arab disbanding lainnya. 

Untuk itu bidang khusus Islam perlu kuliah khusus. Karena itu butuh waktu untuk menguasai Bahasa dulu. Dan itu belum materi lainnya seperti Fiqih, Ushul Fiqih, dan materi lain yang pastinya perlu Bahasa Arab untuk mempelajarinya.

Sedang materi lain, bukan saya meremehkan, terkadang kita menemukan jurus jurus super kilat tanpa kita harus berbuat banyak lama di bangku kuliah. Bukan saya menghina, tapi sebagian teman saya pun begitu. Dia tidak perlu waktu lama untuk menjadi master di bidangnya.

Misal Anda ingin menjadi master Internet, sekarang banyak seminar kilat menguasai internet tanpa Anda harus susah payah kuliah sangat lama. Apakah kemampuannya sama ? Ya, bisa dibuktikan. Cari seminar kilat, biasanya hanya satu sampai dua hari, Anda akan jago internet bahkan reparasi computer. Tentunya juga Anda harus merogo kocek. Nah, itu lebih baik daripada Anda harus mengorbankan waktu Anda sangat banyak.

Saya pribadi malah belajar dari teman saya. Saya bisa mendesain dan merancang website dari teman saya. Dan bahkan berpenghasilan lewat internet dari gratisan.
Ingin cepat jago Bahasa Inggris ?

Sekarang sudah banyak kursus kredibel dan terpecaya. Bahkan secepat kilat Anda bisa jago Bahasa Inggris.

Lho Bukankah Yang Lama Akan Lebih Sempurna Dibanding Cepat Kilat ?

Tidak juga

Orang bilang gitu karena belum tau rahasianya. Anda Tanya saya perkalian antara 10-100, misal 87 x 27, maka izinkan saya menggunakan tangan dan berpikir sepuluh detik saja, maka saya akan tahu jawabannya.

Apakah saya cerdas berhitung ?

Tidak, karena saya tahu rahasianya. Saya tahu trik berhitung menggunakan tangan. Begitu pula lembaga lembaga kursus maupun seminar, mereka punya jurus kilat untuk jago bahkan master di bidangnya. Yakin, Anda bisa master dari anak kuliahan. Bahkan jika mereka buat website lama banget, Anda bisa membuatnya dalam 15 menit. Dengan syarat Anda tau rahasianya. 

Bahasa Arab ?

Sungguh butuh waktu dan kerja keras untuk menjadi master di bidang Bahasa Arab.


Nalis

No comments:

Post a Comment