Tuesday, December 23, 2014

Karma Amanah



Alkisah suatu hari hidup seorang penjaga kebun. Dia sangat rajin bekerja. Setiap pagi dia selalu membersihkan kotoran dan sisa sisa sampah. Kebetulan kebun yang dijaga itu kebun apel. Ketika hendak matang, sekelompok karyawan majikan penjaga itu memunguti apel apel itu untuk kemudian dijual di pasar.

Omzet hasil panen demi panen pun kian tinggi. Suatu hari, malapetaka datang. Omzet penjualan apel itu menurun dahsyat. Seketika sang majikan menemui penjaga kebun yang lugu itu.

“ Kamu yang memerintahkan pegawai pegawaiku untuk memetik semua apel di sini,” kata majikan.
“ Benar,” jawab penjaga.
“ Kamu tidak menyuruh mereka makan sebelumnya ?”
“ Tidak.”

 
Sang majikan mengambil apel yang terjatuh, dia memakannya. Dia langsung muntahkan apel ke arah penjaga.
“ Rasakan ini, Tolol ! Kamu kira ini layak ! Kamu punya otak gak sih ?” bentak majikan.
Sang penjaga menjawab dengan halus,
“ Maaf, Tuan. Saya tidak pernah memakan buah apel milik Tuan.”
Sang majikan terkejut.
“ Lho bagaimana mungkin kamu tidak pernah sekali pun memakan apel di sini sedang kamu sangat lama di sini diiringi jutaan apel.”
“ Maaf, Tuan. Saya tidak punya hak sedikit pun atas ape lapel itu. Karena itu bukan milik saya. Coba bayangkan hanya karena satu biji, saya akan dimintai pertanggungjawaban kelak.”
Sang majikan akhirnya memecat penjaga itu.
Tidak lama berselang, penjaga baru datang. Sang majikan pasrah pada tindakannya. Hari demi hari jumlah apel tidak sedahsyat dulu. Bahkan panen merugi karena beaya operasional dengan hasil tiada sebanding.

Sang majikan mengedentifikasi kasus bersama ahlinya. Diselidiki antara pegawai dan penjaga saling berkejasama dalam keburukan. Mereka mencuri ape lapel sebagian untuk dijual secara pribadi. Dan mereka beralasan selalu tidak bernasib baik. Karena rugi atau untung penjualan apel majikannya, gaji mereka sama.

Sang majikan memecat semua pegawainya termasuk penjaga kebun. Kini dia mencari orang yang benar benar amanah. Dan ternyata sangat sulit mencari karena berat pekerjaannya, dari mulai pagi malam menjaga, belum lagi mengontrol banyak pegawai.
Akhirnya, sang majikan memanggil penjaga yang amanah itu untuk kembali bekerja. Karena sangat sulit mencari orang benar benar jujur.

“ Selama ini belum pernah memakan satu pun, padahal sangat langka orang seperti itu.”
Ketika majikan meminta penjaga itu, penjaga itu menolak karena dia sudah punya pekerjaan baru. Alasannya juga amanah dan amanah.

“ Maaf, Tuan. Sebenarnya saya sangat ingin bekerja. Tapi apa saya sudah dikontrak oleh majikan baru saya. Jadi saya harus menghabiskan masa kontrak saya dulu. Karena kalau saya berkhianat, maka saya akan dimintai pertanggungjawaban nanti.’

Sang majikan menangis dan mengurus kebun kebunnya seorang diri sehingga sang penjaga amanah itu habis kontraknya. Karena kurang ahli, dia pun sangat tertekan psikis sehingga hilang akal sehatnya.


Nalis

No comments:

Post a Comment