Wednesday, December 10, 2014

Manfaat Gelar



Suatu hari anggaplah seorang berinisial A sedang membantu orang orang, membantu membangun masjid, menyantuni anak yatim. Dia sangat kaya dan pergi haji berkali kali. Suatu hari, dalam sebuah acara ceramah di masjid bangunan, dia memberi sumbangan untuk banyak orang. Dalam sesi terakhir, sang pembawa acara mengucapkan segala terima kasih.

“ Alhamdulillah, hari menjelang idul adha, kita mendapat bantuan begitu banyak ekor sapi an kami dari seseorang di antara kita. Beliau bernama A.”
Seketika raut wajah si A menunjukkan kemarahan. Setelah selesai acara selesai, dia mendatangi si pembawa acara. Dia marah besar pada pembawa acara itu,
“ Kamu ini gimana sih ! Kamu kira aku orang biasa ! Aku sudah haji berkali kali ! Kamu kok tidak bilang pada mereka dengan panggilan haji ! Jangan jangan kamu masih amatir ! Dasar bocah !”


Akhirnya si pembawa acara meminta maaf sebesar besarnya.
Panggilan kebanggan atau gelar atau semacamnya adalah kalimat atau kata pendek yang mengiri nama, yang mana bisa menaikkan rasa kebanggaan pada diri. Karena menurut sebagian dari mereka, hal itu tidak bisa diraih oleh semua orang. Itu pun meraihnya harus susah payah, penuh tenaga, bahkan mengorbankan waktu dan beaya yang super mahal. 

Saya bagi menjadi kategori kebanggaan kata pengiring nama :
Dari sisi pendidikan :  Profesor, Doktor, Dokter, Atau belakang nama seperti Spd Mpd dan lainnya.
Dari sisi religi  : Haji, Kyai, Ustadz, dan lain lain.
Dari sisi strata sosial : Pak Rt, Pak Lurah, sampai ujungnya Pak presiden.
Jangan Berkecil Hati, Karena Kontribusimu itulah Nilaimu
Jangan berkecil hati jikalau mereka memanggilmu ustadz gadungan, ustadz photocopy, mendadak ustadz. Jangan berkecil hati jikalau mereka memanggilmu sarjana gagal, sarjana palsu, sarjana jual beli, dan lain lain. Karena sesungguhnya kontribusi itulah nilai kita. Akhirat, kita akan membuang semua embel embel itu, tapi kita akan membawa apa yang kita lakukan. 

Rasul Pun Dihina

Siapakah Nabi Muhammad ?
Dia adalah Rasul Allah. Bukan hanya itu, dia juga manusia terbaik sejagad. Bukan hanya manusia terbaik sejagad, bahkan makhluk terbaik. Bukan hanya itu, Allah pun memuji akhlak beliau yang termaktub dalam kitab suci.

Nabi Muhammad pernah dihina dan dibilang penyihir, dukun, penyair, tukang bohong dan tipu. Bayangkan seorang manusia terbaik dibilang seperti itu. Sungguh betapa menyakitkan jiwa sang raja mengetahui kekasihnya dihina seperti itu. Kalau bukan Allah Maha Penyayang, sudah pasti penghina itu langsung binasa. 

Hikmah

Sejatinya kata pengiring nama itu tidak usah dilebih lebihkan, karena mungkin membuahkan kesombongan, yang mana merugikan dirinya. Sebaliknya ketika kata pengiring itu menguatkan, maka wajib kita memakainya. Saya contohkan faktanya,
Ustadz Yusuf Manshur, AA Gym, Ustadz Arifin Ilham merupakan dai terkenal tanpa gelar. Tapi berapa persen sih yang bisa begitu di antara milyaran orang. Bahkan mungkin hanya beberapa di antara mereka saja tanpa ada yang lain.

Untuk itu, untuk bisa menggaet banyak jama’ah, harus ada pengiring nama untuk diri kita. Karena mereka melihatnya penuh keyakinan bahwa kita memang bisa membahas itu.

Misalkan saya belum bergelar lalu ingin menggundang banyak jamaah. Orang bilang,
“ Nalis siapa ya. Kok nyampain materi Islam yang perlu pemahaman khusus.”
“ Walah, anak baru lulus kali. Udah pergi, masih amatir.”
Beda lagi misal saya bergelar professor.

“ Subhanallah, yang mengisi acara materi ini udah tamat S3 sepuluh kali. Udah gitu lulusan Al Azhar, Quwait, Bahrain, Madinah. Lihat aja pangkatnya Prof. Dr. A .. MSP Mpd Spd Lc Ssi.”

Maka gunakan gelar untuk kebaikan.

No comments:

Post a Comment