Semasa Rasulullah hidup, beliau
pernah mengalami cobaan begitu memilukan dan menyakitkan jiwa. Memang cobaan
itu tidak mengenai fisik indah beliau seperti halnya berperang melawan kaum
kuffar yang pernah beliau terluka. Cobaan ini begitu dahsyat menimpa, bahkan
bukan beliau sendiri yang menanggung derita psikis itu. Istri, saudara,
sahabat, dan kerabat pun turut terpukul mendengar kabar itu.
Apa itu ?
Istri beliau, Aisyah, pernah dituduh
berzina ( berbuat serong ) dengan shofwan ketika shofwan memegang kendaraan
unta sedang Aisyah berada di atas unta di tutup kain pelindung panas selayaknya
rumah. Karena untanya besar, jadi cukup di buat tenda di atas punggung unta.
Hal itu terdengar dari seorang
munafik. Dia mendapat durian runtuh dari kejadian itu. Bukan durian runtuh,
tapi seolah hujan emas dari langit. Dia sangat bersuka cita dan memanipulasi
berita itu dengan 1000 kebohongan.
Dia menyebarkan lewat mulut dari
orang ke orang. Karena orang munafik biasanya pandai bergaul dan bersilat lidah
dan pasti hobi menggunjing, dia pun tidak menemui kesulitan menyebarkan
kejadian yang sejatinya bukan aib menjadi gossip yang sangat keji.
Mengapa bukan aib ?
Saudara, aib adalah kekurangan atau
tindakan memilukan yang ada di dalam diri atau pernah dilakukan, yang mana bila
diketahui oleh banyak orang, pemilik aib itu akan malu setengah mati. Lalu
kejadian Aisyah dan Shofwan bukanlah aib. Karena mereka tidak berzina. Maka itu
fitnah. Begitu menyedihkan, sejatinya hal tiada problem dianggap oleh banyak
orang sebagai hal memalukan. Sejatinya hal itu pasti menimbul sanksi sosial
yang mana banyak orang mengecap buruk sehingga psikisnya akan terkena imbas
jikalau dia tidak mampu menahan.
Maka sangat bahaya orang munafik
hidup, bahkan banyak orang berkata orang munafik lebih berbahaya dari orang
kafir, karena musuh dalam selimut. Dia memang secara tidak langsung bisa
menghancurkan fisik korban, pertama dia hancurkan nama dulu, eksistensi,
kehormatan di hadapan orang. Setitik aibnya seolah ribuan ton emas turun dari
langit.
Semua Punya Orang Punya Aib
Saudara, jika Anda mencari aib
saudara Anda, maka Anda akan menemukannya, satu dua bahkan ratusan. Misal dulunya
dia pernah menjadi pengemis yang tidak punya uang di jalanan. Hal itu sejatinya
tidak perlu Anda sebarkan ke banyak orang karena tidak ada manfaat kebaikannya
sedikit pun. Karena itu masa lalu dan sekarang dia sudah berubah. Kecuali Anda
ingin memotivasi banyak orang “ eh, ternyata pengemis pun bisa menjadi kaya
cepat, itu bukti keyakinan kuat nyata.” Dengan syarat, orang itu harus rela
atau pernah mempublikasikan di media bahwa dia pernah jadi pengemis. Itu
menunjukkan bahwa dia redho karena tujuan aibnya disebarkan untuk memotivasi
orang. Karena menyangkut orang lain, maka jangan main main.
Makan Bangkai Sodara
Akal orang tidak beriman yang
munafik diisi kebencian selalu. Ketika objek yang dibencinya memberinya mawar,
maka munafik memandang saudaranya itu memberi duri.
“ Eh, mau nusuk aku dengan duri mawar
itu ya.”
Ketika saudaranya mengatakan dirinya
super sibuk bahkan ketika sakit, dia bilang,
“ Walah, alasan padahal males dan
gak mau kerja.”
Sekali lagi, jika Anda mencari aib
saudara Anda, maka Anda akan temukan. Yang jadi hal memilukan, ketika saudara
Anda benar dan salah, Anda menyalahkannya 100%.
Ibaratnya, coba Anda lihat warna
coklat di sekitar Anda, lalu tutup mata sejenak. saya perintahkan Anda
menyebutkan benda warna biru dengan menutup mata. Maka Anda akan kesulitan. Karena
dari awal saya menyuruh Anda melihat benda berwarna coklat.
Seperti itulah orang sakit jiwa. Apa
pun yang dilihat dari saudara yang didengkinya selalu keburukan. Isinya curiga
terus menerus. Dia melupakan warna warna indah selain coklat, padahal coklat
itu keburukan.
Maka ubah coklat menjadi kebaikan
seluruhnya.
Sekali lagi ini sekedar contoh,
coklat bukan berarti buruk, hanya contoh.
Caranya
Apa pun yang dilakukan saudara Anda
anggap semua positif, apalagi yang tidak berhubungan dengan Anda.
Sebagai contoh, suatu petani
didatangi pendengki. Si pendengkinya mengerjai petani itu dengan memberi tai
kerbau di dalam keranjang. Dia pergi. Lalu petani itu membukanya dan didapati
isinya memang tai kebo.
Dia tersenyum indah,
“ Mulia sekali orang itu. Kebetulan aku
sedang butuh pupuk alami. Dia sangat baik. Dia ambilkan langsung. Kok gak jijik
ya karena langsung berhadapan dengan anus kerbau. Sedangkan sekarang ini
dibungkung rapid an indah, di dalam kado lagi.”
Bandingkan dengan ungkapan,
“ Kurang ajar ! Wong edan ! Nantang
aku !”
Dia bawa celurit dan akhirnya …
ending
Sejatinya pendengki itu walaupun
niatnya merugikan, petani itu melihat dari sisi lain. Negative diubah ke arah positif.
Dahsyat !
Contoh nyata lain,
Seorang artis termakan fitnah. Namanya
dicemarkan. Marganya dicermarkan. Namanya diinjak injak. Orang orang asyik
menggunjing artis itu.
Jika artis itu menilai negative, apa
yang terjadi pada dirinya.
Dia bisa depresi, stress, tertekan,
bahkan maaf,” bunuh diri.”
Lalu bagaimana dia menilai hal itu
positif, dia pasti bilang,
“ Tuhan Yang Maha Penyayang, engkau
benar benar Mulia. Orang orang itu membuatku eksis selalu. Bukan hanya itu,
bayaranku naik sekian lipat. Kerjaan syuting datang dari hari ke hari, bahkan
aku harus menolak karena terlalu banyak. Hal itu karena aku sering menjadi
pembicaraan orang orang. Di kala artis lain sibuk membuat hal kontroversial
aneh, seperti pura pura cerai, shopping ke luar negeri yang tiada butuh hanya
ingin diekspos, aku engkau eksiskan dengan pengeluaran nol karena engkau
mengirim orang orang baik itu untuk mengeksiskan diriku.”
No comments:
Post a Comment